Start-up Lokal Dikuasai Asing, Investor Domestik kurang Responsif

19 October 2015

Banyak start-up lokal bermunculan, tapi sayangnya dengan cepat dimiliki investor asing. Sebenarnya bukan masalah kalah cepat, tapi keraguan dan pertimbangan resiko membuat investor domestik tak berani mendanai start-up lokal. Padahal rata-rata prospeknya cerah, beberapa malah menjadi market leader di kelasnya.

Memang persoalan dana ini membuat para founder start-up ini tak menolak setiap tawaran dana yang masuk dari investor asing. Meskipun sebenarnya sangat disayangkan bila semua start-up lokal ini dikuasai investor asing. Persoalannya tentu akan kembali pada keuntungan dan dinamika start-up yang terus dikuasai asing.

Kebanyakan start-up memang tidak bankable, sehingga sangat berat bagi bank lokal untuk mencairkan dana bagi mereka. Di Amerika misalnya, rata-rata start-up besar dari kantung sendiri, modal dari keluarga, relatif atau teman. Baru saat sudah mulai berkembang, investor sudah berani masuk dan memberikan kontrak penyertaan modal.

Memang tidak semua start-up bisa berkembang dan maju, boleh dibilang hampir 85 persen mandek atau gagal berkembang. Penyebabnya bukan masalah dana, tapi memang tak mampu meraih konsumen atau memang tidak dibutuhkan oleh konsumen. Disini pentingnya riset manfaat dari start-up dan estimasi pasar yang menjadi dasar untuk menaruh harapan bagi start-up terus berkembang.

Sebenarnya ini yang menjadi kunci dari menyakinkan para investor dan sering kurang diperhatikan oleh para founder start-up. Kebanyakan dari mereka asal saja mengaplikasikan ide ke dalam start-up mereka tanpa disertai riset pasar yang mendetail. Mungkin ada istilah “bonek” atau asal jalan saja, soalnya memang bila ide tak segera diwujudkan, maka start-up tak akan bisa jalan.

Banyak organisasi non profit yang menawarkan bantuan mulai dari pelatihan, pendanaan dalam jumlah kecil dan mentoring bagi yang berminat memulai start-up. Hanya memang para founder ini harus memiliki proposal yang menyakinkan, ya itu tadi memiliki riset pasar, garis besar startup yang bisa menggambarkan prospek start-up ini ke depannya. Ada pula lembaga dari departemen ekonomi kreatif yang juga memberikan bantuan pada start-up ini, hanya memang kurang publikasi dan tidak memiliki dana yang cukup.

Seperti biasa pemerintah akan numpang tenar saat start-up ini mulai bersinar. Pemerintah seperti biasa tidak pernah memiliki kebijakan yang pasti akan nasib start-up lokal ini, baik yang mau tumbuh, sudah berkembang atau yang dikuasai oleh asing. Aturannya masih mengikuti kebijakan investasi yang ada, padahal potensi start-up ini lebih dari nasib ekonomi negeri ini.

Katakan dengan sokongan dana Negara, BUMN kita masih kalah dengan start-up yang tanpa dukungan Negara bisa menciptakan lebih banyak lapangan kerja. Ini yang harusnya sudah mulai dipertimbangkan oleh pemerintah dalam memberikan porsi kebijakan ekonominya bagi perkembangan start-up lokal di tanah air.
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »
logo
Copyright © 2013-2015. Analisa Investasi - All Rights Reserved
-->