“Slowly” dan tidak “Sure”

20 October 2015

Kalau bicara soal kinerja sebenarnya lebih pada penilaian politis dan menimbulkan polemik. Mereka yang optimis bisa diartikan “pro”, sedang yang kritis bisa diartikan “anti”. Namun indikator ekonomi dan realita atau riil, tidak bisa dibohongi, seperti inflasi, angka pertumbuhan, nilai tukar, angka pengangguran, angka kemiskinan, semua ini bila nilainya pas-pasan sudah masuk kategori tidak memuaskan alias jelek kinerjanya.

Apalagi bila kondisi ekonomi tidak pasti, orang akan lebih senang menempatkan modalnya pada investasi yang berpendapatan tetap daripada pada investasi di sektor riil atau pasar keuangan (ORI laris manis). Pada ekonomi yang tidak pasti berarti memang iklim investasi sedang tidak mendukung alias kondisi perekonomian sedang tidak baik. Penilaiannya memang cenderung politis dan biasanya tidak akan bisa diterima oleh mereka.

Akibatnya mereka akan mempertahankan policy atau kebijakan yang sudah berjalan. Padahal kebijakan tersebut sudah gagal dalam menggerakan ekonomi atau keluar dari lesunya ekonomi. Memang serba salah, sulit memberikan kritik atau saran pada mereka.

Bila mau terbuka dan transparan, perbaikan harus dilakukan. Kebijakan yang tidak berhasil dalam menggerakan ekonomi harus dievaluasi secara indepeden. Lalu ambil saran dari lembaga independent ini atas perbaikan yang harus dilakukan. Sebelum semua terlambat atau terjadi lagi gejolak ekonomi yang sudah menunggu tahun depan.

Bila dilihat secara makro, memang perekonomian kita tak bisa lepas dari perlambatan ekonomi global. Kondisi ekonomi makro cenderung dipengaruhi oleh faktor eksternal. Setiap ada gejolak di luar, ekonomi terutama rupiah bergejolak dan mempengaruhi seluruh aspek ekonomi.

Sudah berbulan-bulan ekonomi berada dalam kondisi yang tidak pasti. Banyak investor asing yang hengkang dari pasar keuangan. Meski kondisi sempat membaik, namun belum mengembalikan pertumbuhan yang sudah pernah dicapai. Jadi dalam kisaran setahun ini saja masih minus pertumbuhan di pasar keuangan.

Bila melonggok ke sektor riil, nampaknya cukup sinkron antara data ekonomi dengan kenyataan di lapangan. Ambruknya sektor pertambangan dan industri tekstil, telah meningkatkan angka pengangguran dan naiknya angka kemiskinan. Ini juga sejalan dengan kondisi pasar keuangan, jadi dari sudut pandang ini saja sudah terlihat hasil dari kinerja ekonomi masih tidak memuaskan. Maka “slowly” dan tidak “sure”,mungkin lebih layak daripada “slowly” but “sure”. 
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »
logo
Copyright © 2013-2015. Analisa Investasi - All Rights Reserved
-->