Prospek Reksadana setelah Penguatan Rupiah

25 October 2015

Posisi rupiah yang menguat pada beberapa minggu ini membuat prospek reksadana kembali bergairah. Ini diikuti pula dengan kinerja saham yang menguat dan menjadi sasaran investasi reksadana. Boleh dibilang masa rugi atau sulit sudah berlalu, meski banyak kalangan yang menilai kondisi masih belum pasti.

Peluang gejolak di investasi reksadana masih akan terbuka, saat suku bunga amerika ditentukan nasibnya. Bisa jadi terjadi tekanan pada pertumbuhan reksadana, saat isu kenaikan suku bunga amerika ini belum berakhir. Dari data ekonomi cina yang menurun, juga akan mempengaruhi pertumbuhan reksadana. Lho kok bisa apa hubungannya?

Memang pertumbuhan investasi di reksadana sangat mudah dipengaruhi oleh faktor eksternal atau ekonomi global. Bila dihitung sejak awal tahun ini saja, nilai investasi reksadana di saham banyak yang mengalami penyusutan. Diperkirakan angka penyusutannya bisa lebih dari 10 persen bagi reksadana saham, sedang yang reksadana berpendapatan tetap masih dalam posisi antara stagnan dan tumbuh tidak signifikan.

Ini karena posisi nilai rupiah yang masih mengalami penurunan yang cukup tinggi. Jadi meski reksadana berpendapatan tetap memberikan bunga, tapi juga susut nilainya karena pelemahan rupiah. Memang kinerja rupiah dan saham menjadi indikator utama kinerja investasi reksadana.

Sekarang kita coba melihat prospek ekonomi ke depan, dengan melihat segala potensi tekanan maupun pertumbuhan ekonomi. Diperkirakan investasi reksadana masih berusaha pulih dari keterpurukan, mungkin tumbuh tapi tidak secepat beberapa tahun lalu. Persoalan juga pada kinerja pemerintah yang kurang memuaskan terutama di bidang ekonomi.

Boleh dibilang tahun ini adalah masa terburuk investasi reksadana setelah krismon 1998 dan 2008. Ekonomi Indonesia seakan berjalan kebelakang, meski dengan genderang pembangunan yang semarak. Beberapa lembaga keuangan dunia sudah memberi penilaian yang seragam akan koreksi pertumbuhan yang diprediksi sebelumnya.

Ini berarti kinerja ekonomi Indonesia tidak sesuai dengan ekspektasi. Dalam paparannya, faktor eksternal adalah penyebab utama disertai respon pemerintah yang lamban dan terlihat salah arah. Ini membuat ekonomi Indonesia akan cukup sulit keluar dari perlambatan ekonomi dunia, ikut hanyut dalam arus perlambatan dan butuh waktu lebih lama untuk pulih.

Jadi jangan berharap banyak untuk tumbuh lebih cepat investasi reksadananya. Soalnya proses pemulihan ekonomi sangat lambat dan fundamental ekonomi Indonesia sangat rentan oleh pengaruh luar. Reksadana mungkin investasi yang cukup aman, tapi mungkin tidak terlalu menguntungkan untuk saat ini.
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »
logo
Copyright © 2013-2015. Analisa Investasi - All Rights Reserved
-->