Kenapa Harga Obat makin Mahal?

24 October 2015

Diperkirakan tidak semua jenis obat-obatan bisa diproduksi di dalam negeri, sehingga sebagian memang harus diimpor. Dari obat-obatan yang diproduksi dalam negeripun sebagian besar bahan bakunya juga harus impor. Ini membuat harga obat selalu ikut bergejolak saat rupiah bergerak tak tentu arah.

Banyak dari kita yang tidak menyadari akan hal ini saat rupiah lagi jatuh. Ada yang komen “cintai produk dalam negeri”, “kita tak terpengaruh oleh dollar karena beli makan pakai rupiah”. Semua komen ini mungkin akan terhenyak bila melihat besarnya impor bahan baku farmasi yang mencapai lebih dari 95 persen dari total kebutuhan nasional.

Wajar bila industri farmasi dan obat-obatan cukup “sesak” saat rupiah melemah dan bergejolak. Meski pada akhirnya harus terus merubah harga obat sesuai dengan harga bahan impornya, namun yang terbebani juga masyarakat pula. Mungkin saja yang ikut BPJS akan sedikit longgar, tapi sebenarnya tidak semua obat dicover oleh BPJS.

Apalagi dengan kondisi BPJS yang sudah “empot-empotan” alias merugi terus karena memang bebannya lebih besar daripada pemasukannya. Pada akhirnya Negara terbebani pula dengan harga obat-obatan yang mahal ini. Negara harus terus menalangi kerugian BPJS bila tidak ingin BPJS berhenti beroperasi.

Diperkirakan dari obat-obatan inilah BPJS bisa “tekor” cukup banyak. Padahal bila mau kreatif, bisa dilakukan penghematan cukup besar dari pengelolaan obat-obatan ini. Bisa saja BPJS mengurangi jenis obat yang dicover, untuk mengurangi kerugian atau berharap pemerintah bisa mengatasi mahalnya harga obat.

Disini pemerintah bisa saja menggerakan industri bahan baku obat-obatan, atau menyerahkan kembali ke masyarakat. Bila dikawatirkan bisa mengganggu kesehatan masyarakat, maka disini peran pengelola BPJS agar lebih selektif dalam mencover obat. Ada masa memang kinerja BPJS ini ditingkatkan dan lebih kreatif.

Selama ini SDM pelayanan kesehatan memang masih kurang, sangat wajar banyak yang berduit lebih memilih berobat keluar negeri. Padahal prosedur, teknik dan obat-obatnya sama, tapi pelayanannya yang berbeda. Perlu perbaikan yang massif di layanan kesehatan agar bisa bersaing di Masyarakat ekonomi asean.
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »
logo
Copyright © 2013-2015. Analisa Investasi - All Rights Reserved
-->