Formula kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pemerintah tampaknya tak begitu direspon positif oleh pasar. Ini terlihat dari aksi jual di bursa yang terus berlanjut oleh investor asing. Juga tekanan yang semakin berat pada rupiah, membuatnya semakin melemah menembus level psikologis.
Sudah berkali-kali kebijakan yang diambil oleh pemerintah sama sekali tidak menyentuh perbaikan pondasi ekonomi. Dalam paket kebijakan ekonomi kali ini juga menemui hal yang sama. Hanya menyodorkan perbaikan di regulasi investasi, insentif fiskal dan stimulus yang hanya memboroskan anggaran saja.
Apalagi dengan defisit anggaran yang semakin melebar, sudah terlihat pemerintah kembali mengulang kesalahan pendahulunya. Bukankah kebijakan ini sudah dilakukan dan tidak bisa memperbaiki kinerja perdagangan atau ekspor? Apalagi dengan kondisi sekarang yang lebih rumit dari sebelumnya.
Nampaknya pemerintah sudah kehabisan akal atas kondisi ekonomi yang tak kunjung membaik. Pemerintah sepertinya kehilangan arah dari kebijakan yang diambilnya. Kondisi yang dihadapi sudah tidak seperti saat pemilu, situasinya lebih komplek.
Meskipun dari data ekonomi yang berkembang, masih mengacu pada kinerja perdagangan yang menurun disertai kondisi global yang mengalami perlambatan. Memang tidak akan ada resep yang mujarab, namun setidaknya harus ada langkah yang JOS untuk menyakinkan pasar.
Selama ini memang ekonomi rupiah amat bergantung pada investor asing. Lihat saja di bursa, peran investor asing masih sangat tinggi. Saat mereka pergi maka hilanglah semua pertumbuhan yang sudah diraih sebelumnya.
Walhasil dari kondisi ini, nampaknya pemerintah berusaha mengambil hati agar investor kembali lagi dengan paket kebijakan yang memanjakan investasi. Padahal persoalannya bukan itu, investor asing kabur karena memang sudah tidak ada harapan investasi di Indonesia. Resikonya sudah sangat tinggi, pelemahan rupiah akibat kinerja perdagangan yang memburuk dan ini tidak diperhatikan oleh pemerintah.
Apapun paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah tak akan bisa menyakinkan investor asing, selama tidak memperbaiki kinerja perdagangan dan perbaikan industri nasional. Segala insentif atau stimulus hanya akan menjadi memboroskan anggaran saja, dan ini sudah dilakukan oleh cina, dengan kehilangan cadangan devisa yang sangat besar karena untuk intervensi di ekonominya.
Paket kebijakan ekonomi harusnya lebih menitikkan anggaran belanja untuk perbaikan industri nasional dan perbaikan kinerja perdagangan atau ekspor. Ini yang harusnya menjadi fokus, bukan pemborosan anggaran yang hanya akan memberatkan ketahanan fiskal saja.