Sudah bukan rahasia lagi kebakaran hutan di berbagai wilayah adalah disengaja. Mereka melakukan itu karena lebih murah daripada membuka lahan secara manual. Lahan hutan di beberapa wilayah di Sumatra dan Kalimantan dikenal sangat rapat dan susah untuk ditembus, apalagi dibuka untuk lahan perkebunan. Solusinya jelas lebih cepat dan murah dengan membakarnya.
Saya punya teman yang memiliki lahan hutan di daerah Sumatra, cukup luas ribuan hektar. Sebenarnya bukan hutan karena sudah berubah jadi tanah perkebunan, hanya karena belum digarap tumbuh seperti hutan dan penuh semak belukar. Katanya untuk membuka lahan tersebut butuh banyak biaya, butuh alat berat dan tenaga manusia yang sulit didapat di sana.
Satu-satunya jalan dan ini dilakukan banyak orang serta para pemilik HPH dengan membakar lahan tersebut. Biasanya dilakukan saat musim kemarau, lebih cepat dan murah. Namun hal ini sudah tidak bisa dilakukan lagi, sudah beberapa tahun yang lalu kegiatan membakar hutan untuk membuka lahan ini sudah dilarang oleh pemerintah.
Mereka juga sudah mendapatkan sosialisasi dari pemerintah setempat, sehingga sudah tidak lagi membakar hutan untuk membuka lahan. Bila masih terjadi kebakaran hutan, bisa jadi akibat keteledoran saat membuka lahan alias memang tidak disengaja. Bagi warga lokal membakar hutan sama dengan merusak wilayah sendiri dan menimbulkan polusi yang bisa buruk bagi kesehatan mereka sendiri.
Hal inilah yang membuat warga lokal tidak lagi melakukan pembakaran hutan untuk membuka lahan. Hanya saja wilayah hutan yang luas di Sumatra dan Kalimantan ini tidak dimiliki warga saja, tapi juga para pengusaha atau pemilik HPH yang memiliki lahan yang jauh lebih luas. Mereka ini diduga masih menggunakan cara-cara membakar hutan dengan berbagai teknik.
Bisa dilakukan dari luar daerah HPH-nya, ini sudah trik lama dan sulit untuk membuktikan bahwa mereka bersalah. Kesengajaan ini memang masih dilakukan oleh para pengusaha hutan ini. Soalnya memang lebih irit dan menguntungkan, toh mereka tidak tinggal disitu, jadi bebas dari persoalan asap.
Modus pembakaran hutan inilah yang sering bikin pusing pemerintah, karena tiap tahun berulang dan berulang lagi. Biasanya sulit dicari sang mastermind di belakangnya. Tentunya dalam menghadapi hal ini pemerintah beserta jajaran penegak hukum, harus sudah memiliki cara mengatasi berulangnya kasus kebakaran hutan ini.
Pemerintah punya dana untuk melakukan patroli atau pengecekan dengan menggunakan teknologi terkini. Ada satelit, drone yang bisa dengan cepat mendeteksi titik api agar tidak cepat meluas dan bisa diatasi dengan segera. Ada pesawat pemadam kebakaran yang bisa digunakan memadamkan titik api yang tidak terjangkau jalur darat dengan cepat.
Semua sumberdaya ini memang harus disinergikan dengan tepat. Soalnya kerugian dari pembakaran hutan dengan sengaja ini sudah terlalu tinggi, baik dari sisi kesehatan, terganggunya transportasi dan rusaknya habitat alam. Pemerintah harus lebih keras lagi dalam menghukum dan mencabut HPH bagi mereka yang berulang kali membakar hutan.