Tak Ada Resesi tapi Tambah Bokek

06 August 2015

Data pertumbuhan ekonomi yang dirilis BPS menunjukan angka pertumbuhan kuartal kedua yang semakin menurun dibandingkan kuartal pertama. Ini artinya kondisi perekonomian tak kunjung membaik. Meskipun ekonomi tidak resesi tapi dari indikator yang ada menunjukan perekonomian semakin menyusut.

Memang boleh terlihat optimis, tapi harus realistis dengan kenyataan di pasar. Bagi pelaku ekonomi kondisinya masih belum kondusif untuk berinvestasi. Banyak tawaran dan janji manis, tapi bila dihitung di atas kertas akan kembali nil peruntungannya.

Investasi apapun akan kurang menguntungkan dari sisi rupiah. Justru ekonomi dollar yang akan bersinar. Ini sudah menjadi kewajaran, saat persaingan sengit terjadi, yang kuat akan bertahan. Begitulah dengan investasi dalam bentuk dollar lebih menguntungkan daripada rupiah.

Kondisi ini harusnya disikapi dengan kritis oleh pemangku kebijakan, jangan lakukan blunder lagi dengan mencari kambing hitam pada faktor eksternal dalam menyikapi penurunan ekonomi. Pemerintah harusnya sadar akan banyaknya kelemahan dan keropos dalam perekonomian yang harus diperbaiki. Apalagi dengan menyongsong perencanaan tahun fiskal berikutnya, jangan bikin kembali indikator fiskal rupiah seperti sebelumnya.

Neraca fiskal harus dalam skala positif, meski dalam jumlah yang kecil, karena ini menjadi penambah daya tahan rupiah. Juga mulai perbaiki kondisi industri manufaktur, tingkatkan daya saingnya. Boleh saja dibebani dengan pajak, tapi berikan insentif untuk meningkatkan daya saingnya.

Ini agar neraca perdagangan menjadi surplus lebih besar dan bisa memberi kontribusi pada ketahanan rupiah. Selama ini postur ekspor masih kalah dengan postur impor yang lebih bernilai. Sudah waktunya ekonomi konsumtif digeser menjadi ekonomi industri yang lebih bernilai.

Industri harus mendapatkan lebih banyak porsi perhatian dalam pembangunan ke depannya karena ini akan menghidupi hajat orang banyak. Industri harus diperbesar kontribusinya bagi ekonomi. Sudah seharusnya mulai meninggalkan ekspor bahan mentah apapun alasannya dan tidak ada perkecualian.

Ketegasan pemerintah dalam menetapkan kebijakan yang sudah berjalan harus dikukuhkan. Jangan mencla-mencle dengan kebijakan yang sudah ditetapkan dan harus dijalankan sesuai dengan tujuan dari kebijakan tersebut dibuat. Sudah waktunya kita menghentikan mengandalkan bahan mentah sebagai barang ekspor.
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »
logo
Copyright © 2013-2015. Analisa Investasi - All Rights Reserved
-->