Harga daging sapi yang bergejolak memunculkan isu liar seputar adanya mafia atau kartel pada bisnis daging sapi ini. Pemerintah dan penegak hukum turun tangan menelusuri keruwetan di distribusi daging sapi. Nampaknya mereka kesulitan menemukan pihak yang berpengaruh pada pengaturan harga daging sapi ini.
Bila mengacu pada keterangan pihak yang bermain di bisnis daging sapi ini, mereka pastinya akan bungkam dan tak akan bekerjasama. Tentunya siapa yang akan mau menyerahkan diri untuk dibui. Harusnya penelusuran lebih bersifat teknis dan didukung data yang tepat, jangan dulu melibatkan penegak hukum karena semua pasti akan tiarap dan tak akan bekerja sama.
Sudah bukan rahasia lagi ada permainan harga atau pihak yang berpengaruh dalam menentukan harga daging sapi ini. Mereka yang memiliki pasokan sapi yang besar bisa mengatur dan mempengaruhi harga daging sapi. Apalagi dengan pasokan yang terbatas, memudahkan para pemain ini bekerjasama untuk kepentingan mereka.
Pemerintah dalam hal ini harusnya bisa belajar dari kasus anomaly harga yang terjadi berulang-ulang. System distribusi daging sapi harusnya dikelola lebih baik dengan meningkatkan akurasi data dan system pasokan yang terpisah. Dengan model program logistik ala supermarket harusnya sudah bisa diketahui dengan cepat letak persoalan permintaan dan suplai.
Memang teknologi pengelolaan data pada logistik daging sapi ini harus dimutakhirkan. Kemudian buat aturan pemasok sapi yang bisa mengurangi terjadinya mafia atau kartel, tentu saja dengan cara memperbanyak pemasok dan masing-masing memiliki pasokan yang sama. Ini akan membuat sebuah system yang tidak bisa dipengaruhi oleh seorang atau sekelompok orang.
Biasanya inipun masih bisa ditembus dengan bersatunya pemasok sapi ini lewat perkumpulan atau asosiasi. Sudah lumrah dan sering terjadi, perkumpulan pedagang ini bisa menciptakan kartel atau mafia. Namun dengan data yang sudah termonitor lewat program logistik ala supermarket, maka akan diketahui siapa saja yang bermain.
Kunci memberantas mafia barang dagangan memang dengan akurasi data yang tepat. Di Negara maju ada aturan yang ketat tentang hal ini dan system teknologi logistik ala supermarket yang dengan cepat bisa diketahui adanya anomaly harga dan pasokannya. Pemerintah dengan dana trilyunan rupiah tentunya akan mampu membuat system logistik bagi daging sapi dan komoditas lainnya.