Berita tol laut Surabaya-Lampung yang sempat menjadi awal kebangkitan poros maritim, akhirnya kalah dengan santernya berita proyek kereta cepat. Padahal dengan dana yang sama, bisa membentuk armada kapal tol laut sebanyak 700 kapal. Tentunya akan lebih menekan biaya distribusi dan bisa menekan angka inflasi yang menjadi musuh dari perekonomian rupiah.
Sejak diresmikan beberapa bulan yang lalu, sudah tidak terdengar lagi program selanjutnya dari tol laut ini. Justru yang mengemuka malah tol darat dan kereta cepat, suatu yang di luar visi dari poros maritim. Memang belum siapnya system logistik nasional membuat kehadiran tol laut ini jadi mandul.
Apa yang harus dikirim dan apa yang harus diambil menjadi tanda Tanya besar, sehingga membuat tol laut ini tidak optimal. Padahal dengan tol laut ini bisa merangkai jaringan lumbung logistik dan mempercepat program swasembada pangan. Lagi-lagi system logistik nasional yang jadi pertanyaan.
Tol laut bisa memangkas laju impor yang tak terkontrol dengan lebih meningkatkan pasokan bahan pangan atau komoditas dari daerah lumbung pangan ke pusat konsumsi seperti kota Jakarta. Ambil contoh saja, persoalan harga daging sapi yang bergejolak, harusnya bisa ditekan bila system logistik dan tol laut berfungsi dan saling bersinergi. Jakarta yang menjadi konsumen utama daging sapi ini bisa mengambil sapi dengan cepat dari daerah lumbung sapi seperti NTB, jawa timur sehingga bisa menekan gejolak harga.
Namun berhubung system logistik masih amburadul maka tol laut yang murah ini tidak berjalan. Harusnya sudah bisa dipetakan lumbung-lumbung pangan yang bisa dihubungkan dengan tol laut ini. Semuanya tentu perlu sinergi yang baik antar departemen di lembaga pemerintahan.
Bagaimanapun juga mereka yang memiliki dana dan tanggung jawab dalam mengembangkan tol laut ini. Jangan sampai tol laut ini hanya menjadi wacana atau slogan yang tak jelas realisasinya. Padahal sudah ada lembaga koordinasi maritim dan departemen pendukungnya.
Agaknya roadmap tol laut ini masih belum terbentuk, dan masih dalam angan-angan saja. Ada persoalan yang lebih rumit, sehingga roadmap tol laut ini belum siap dan dikesampingkan. Padahal manfaatnya sangat besar bagi perekonomian rupiah.