Kenapa Cina bisa Ambruk?

14 August 2015

Devaluasi yuan bukan pertanda ambruknya ekonomi cina, tapi krisis di bursa saham shanghai adalah awal dari keroposnya ekonomi cina. Seperti diketahui cina dikenal memanipulasi pasar dalam memperkuat barang-barang produksinya. Saat semuanya sudah mencapai titik puncaknya, maka terlihat ekonomi cina tidak sebesar yang dibayangkan.

Memang cina pantas menjadi ekonomi nomor dua di dunia, tapi dari sisi pondasi ekonomi masih kalah dengan Jepang, bahkan beberapa Negara maju di eropa. Ekonomi cina tidak tahan terhadap gejolak dan terlalu terpusat. Intervensi pemerintah pusat cina yang sangat besar di bursa saham, sudah menandakan ada yang tidak beres di perekonomian cina.

Andai ekonomi Jepang tidak bermasalah, sebenarnya kejatuhan cina kemarin sudah membuatnya kembali turun peringkat. Ekonomi cina tidak seperti ekonomi beberapa Negara maju, tidak “sustainable” dan lemah dari beberapa sisi. Wajar bila kemajuan ekonomi cina tidak memberi kemajuan berarti ke mitra dagang maupun pasar internasional.

Ekonomi cina memang belum saatnya bersaing, karena memang besar pada saat ini karena aksi manipulatif dari banyak segi. Sebenarnya terlalu beresiko menyandarkan posisi ekonomi pada ekonomi cina. Meskipun Indonesia bukan mitra dagang utama cina, namun banyak barang cina yang membanjiri Indonesia, ini bisa terjadi karena ada pihak ketiga yang memang menjadi satelit dari ekonomi cina.

Namun meningkatnya hubungan ekonomi dengan cina akhir-akhir ini bisa menjadi pertanda buruk bagi perekonomian Indonesia ke depannya. Ini terlihat dari banyaknya indikator yang tidak membaik. Perekonomian kita lebih diserap oleh ekonomi cina yang agresif dan toksit. 

Sebenarnya sejak peningkatan perdagangan dengan cina, Indonesia lebih dirugikan dalam berbagai aspek. Mulai dari industri yang porak poranda, sendi-sendi yang dibangun oleh industri cina tidak memberi manfaat ke dalam industri kita. Justru semakin menjadi sasaran empuk manipulasi dari industri cina.

Arah perekonomian kita juga cenderung konservatif, proyek pembangunan infrastruktur sudah terlalu berani tanpa melihat kondisi fiskal. Saat ekonomi cina sudah di ujung tanduk, maka ekonomi kita juga terseret cukup dalam. Kita terlalu mengantungkan pada pohon besar yang rapuh.
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »
logo
Copyright © 2013-2015. Analisa Investasi - All Rights Reserved
-->