Industrialisasi Pertanian Solusi Kelangkaan Bahan Pangan

16 August 2015

Sudah sering terjadi kasus tomat dibuang saat panen berlebih atau saat harganya sudah tak ekonomis lagi. Padahal saat kelangkaan tomat, harganya bisa naik tajam. Kondisi ini juga berlaku untuk produk pertanian lainnya, berlebih saat panen dan kekurangan saat kekeringan.

Model industrialisasi pertanian sebenarnya sudah lama digagas. Mentok di permodalan maupun teknologi yang belum dikuasai. Padahal ini kunci dari permasalahan kelangkaan bahan kebutuhan pokok.

Harusnya kasus cabe mahalpun tidak akan terjadi bila model penyimpanan atau pengolahan cabe ini bisa dilakukan. Dalam artian stok berlebih bisa disimpan dengan pengolahan bahan jadi, sehingga saat kekurangan tidak mengerek harganya terlalu tinggi. Selama ini model pengolahan bahan pertanian tidak menyentuh pasar tradisional.

Mereka para pedagang ini sudah terbiasa menjual bahan pertanian dalam bentuk segar, demikian pula dengan para konsumennya. Padahal dalam masalah logistik, model tradisional ini sudah tidak efisien lagi. Harusnya pemerintah yang memiliki kepentingan yang lebih luas, bisa melakukan terobosan dalam pengolahan lanjutan produk pertanian sebagai sebuah mekanisme logistik.

Tentu saja tujuannya mengatur logistik bahan pertanian ini agar tidak terjadi kelangkaan. Disini memang kunci dalam menekan inflasi, selama pemerintah masih berputar dengan metode logistik tradisional, maka selamanya akan berkutat dengan kelangkaan dan harga yang tinggi. Bila ini terjadi, jalan pintas impor akan menjadi pilihannya.

Padahal ini sama saja dengan membuat masalah baru dari masalah yang sudah ada. Harusnya pemerintah dengan dana dan anggaran yang besar memiliki dan menguasai teknik logistik yang mumpuni. Jangan lagi mengikuti model tradisional seperti di pasar tradisional dalam mengelola sebuah logistik Negara.

Industrialisasi di logistik pertanian adalah jawabannya dan ini dilakukan di Negara maju. Bahan pangan selalu memiliki keanekaragaman dan pilihan sehingga tidak ada istilah kelangkaan bahan pangan, karena akan ada substitusi atau pengganti bahan pangan dalam kemasan atau bentuk lain. Seperti juga pada model penyimpanan daging beku di saat surplus atau penyimpanan ala daging kalengan.

Semua metode ini harus dicoba sebagai jalan keluar dari persoalan logistik yang berputar-putar dan tak pernah selesai setiap tahunnya. Sungguh aneh bila masalah ini berulang dengan kasus yang sama dan polemik yang sama. Seakan tidak ada cara kreatif dalam mengelola logistik Negara.
logo
Copyright © 2013-2015. Analisa Investasi - All Rights Reserved
-->