Borong Saham demi Mencegah Krisis

30 August 2015

Saat krisis bursa saham di Shanghai, otoritas cina segera menggelontorkan dana besar-besaran untuk menahan bursa dari kejatuhan lebih dalam. Namun persoalannya ternyata tak semudah yang dibayangkan. Ada efek domino yang merembet ke persoalan lainnya, dan ini kayaknya terjadi di bursa saham Indonesia juga.

Saat rencana buyback ini diutarakan, bursa saham sudah rebound. Apalagi saat buyback dilakukan maka bursa saham melonjak tajam. Meskipun pada akhirnya bursa kembali jatuh lagi. Ada persepsi yang keliru, sehingga strategi penyelematan bursa ini menjadi sia-sia.

Lihat saja meski sudah ada buyback besar-besaran, investor asing tak bergeming dan masih melakukan aksi jual. Ada pesimis di pikiran investor yang tidak bisa diyakinkan dengan model buyback ini. Ada persoalan mendasar di perekonomian rupiah yang membuat investor memilih kabur daripada bertahan.

Kasus ini sama saat cina yang buyback besar-besaran, ternyata tak bisa menahan persoalan yang mendasar di perekonomiannya, sehingga merembet kemana-mana. Mulai dari anjloknya neraca perdagangan, hingga kepanikan yang membuat otoritas cina melakukan devaluasi mata uangnya. Semua ini semakin membuat pasar kacau, bukan meredakan gejolak, karena memang ada persoalan yang mendasar di ekonomi cina.

Di Indonesia sendiri, kejatuhan bursa sahamnya memang terpengaruh oleh factor eksternal akibat devaluasi yuan. Namun sebenarnya lebih banyak karena persoalan ekonomi rupiah sendiri. Ada persoalan mendasar yang diabaikan, dianggap enteng dan masih keukeuh menganggap kebijakan di anggaran belanja masih memberi harapan.

Padahal ini yang menjadi masalah di mata investor, tata kelola anggaran dan postur pembelanjaannya sudah tak memberi harapan bagi perubahan ekonomi yang lebih baik. Sikap keukeuh pemerintah ini direspon investor dengan mosi tidak percaya dan lebih menjual semua portofolio investasinya. Makanya investor tidak bergeming meski sudah ada buyback besar-besaran dari pemerintah.

Persoalannya memang tak semudah yang dibayangkan, dan ini sudah terjadi duluan pada cina. Beberapa bursa di luar malah lebih membiarkan dan melakukan suspend saat penurunannya sudah mencapai limit. Buat apa mengelontorkan uang untuk hal sia-sia, suatu yang sebenarnya bisa masuk kategori korupsi karena merugikan keuangan Negara. Bursa saham akan terus turun sampai mencapai titik keseimbangan yang berarti titik persoalan ekonomi yang sebenarnya.
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »
logo
Copyright © 2013-2015. Analisa Investasi - All Rights Reserved
-->