Tidak banyak orang yang bersedia menyerahkan waktu, keringat, demi negeri ini tanpa balasan apapun. Bahkan seringkali meminta balasan lebih banyak. Namun ironi bila harus dipersalahkan atas sumbangan yang tak ternilai bagi negeri ini.
Banyak aturan dibuat di negeri yang sedang membangun ini, hanya untuk melindungi dari tangan-tangan kotor penjara uang Negara. Namun aturan ini kadang membelenggu langkah bagi negeri untuk maju, tidak heran ruwetnya birokrasi membuat kemajuan bangsa ini sangat lambat. Tidak heran ini membuat orang ini tergerak untuk membabat habis segala rintangan demi kemajuan negeri ini, tanpa pernah mengira akan menuai hasil buruk dari hal ini.
Memang bukan hal mudah keluar dari jerat hukum negeri ini, apalagi harus berhadapan pula dengan orang-orang yang berkepentingan atas negeri ini. Persoalannya menjadi semakin ruwet. Bisa jadi akan ditumpuk dan dijadikan sasaran tembak yang tak kunjung habisnya.
Memang inilah buah dari mengabdi pada negeri ini. Negeri yang masih belajar banyak, negeri yang masih dikuasai oleh para lintah. Jelas tidak memberikan hal yang aman dan nyaman.
Hal yang baik akan menjadi musuh bagi mereka. Jelas kerugian yang mereka rasakan harus dibayar mahal dengan membumihanguskan orang tersebut. Bahkan kalau perlu biarkan menghabiskan sisa hidupnya di balik jeruji besi.
Namun yang dihadapi bukanlah orang yang memiliki hidup sekali, tapi orang yang sedang menjalani hidup kedua kalinya. Jadi bagi dia tidak masalah, justru hidup keduanya diabdikan untuk negeri ini. Meskipun dengan resiko besar menghabiskan sisa hidupnya di balik jeruji besi, asalkan negeri ini mengalami kemajuan berarti sudah cukup menyenangkan baginya.
Memang teramat berat memajukan negeri ini, bahkan harus dibayar dengan sesuatu yang mahal sekali. Kebebasan, kekayaan, relasi, harus dikorbankan demi kemajuan negeri ini. Biarkan pengadilan abadi yang menentukannya.