Asuransi pendidikan dibutuhkan untuk mencover dana pendidikan yang akan dibutuhkan anak saat masuk sekolah. Seperti diketahui biaya pendidikan anak semakin lama semakin besar, baik saat masuk SD, SMP, SMU/A, apalagi perguruan tinggi. Namun benarkah asuransi pendidikan ini akan bisa memenuhi biaya pendidikan nantinya?
Ada banyak tawaran yang bisa dipelajari dari asuransi pendidikan ini, baik yang konvensional/umum maupun yang syariah. Masing masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Bagi yang belum terbiasa berinvestasi, jelas-jelas asuransi pendidikan ini bukanlah model investasi.
Jumlah uang yang bisa diklaim nantinya tidak akan lebih besar dari yang disetor secara keseluruhan, terlihat rugi ya. Memang namanya asuransi pendidikan akan mencover bila si anak sakit, cacat atau kecelakaan, meninggal dunia akan mendapatkan uang klaim yang cukup besar. Meskipun kadang susah juga untuk mendapatkan klaimnya, dari banyak pengalaman yang ada lebih mengecewakan.
Misal bila perbulan preminya 300 ribu lalu masanya 6 tahun, maka total yang disetor 21,6 juta. Namun klaim yang didapat hanya sekitar 15 jutaan, memang terlihat rugi karena memang ini untuk mencover adanya sakit, cacat atau meninggal tadi. Jadi asuransi pendidikan memang bukan model investasi yang akan mendapatkan klaim yang besar.
Klaim yang besar biasanya hanya dalam kondisi anak sakit bisa dapat sumbangan 500 ribu saat di rumah sakit tipe C. Lalu bila cacat akan dapat sumbangan 25 juta, dan bila meninggal dapat santunan 100 juta. Memang klaimnya bisa lebih besar, tapi maukah anak anda seperti itu?
Memang asuransi pendidikan ini terlihat seperti asuransi kesehatan, meskipun tidak terlihat murni dan hanya parsial. Rata-rata hampir semua asuransi pendidikan menerapkan system yang sama untuk klaim dan sebagainya. Hanya beda di besaran premi, periode dan klaim yang bisa didapat nantinya.
Bila ingin benar-benar uang yang dikumpulkan untuk pendidikan anak bisa lebih besar dari yang disetor, maka lebih baik ikuti investasi reksadana. Ini lebih baik dari tabungan, yang hanya dapat bunga saja. Coba hitung saja bila ikut asuransi pendidikan, selama enam tahun anda menyetor premi seperti yang dicontohkan di atas, hanya dapat kurang dari yang disetor.
Bulanan setor 300 juta, selama 6 tahun, total setoran jadi 21,6 juta, namun yang didapat hanya 15 juta. Sedang tabungan paling-paling dengan bunganya akan dapat lebih baik sedikit, bisa 25 juta. Namun bila ikut reksadana bisa tumbuh 25 persen pertahun, jadi uang yang didapat bisa menjadi 30 juta, 40 juta, bahkan bisa 10 kali lipat menjadi 200 juta.
Jadi pikirkan sebelum memilih asuransi pendidikan yang tepat, pelajari dulu peraturannya, cara klaimnya, yang sering menjadi persoalan. Memang daripada uang hilang lebih baik pelajari dulu prosedur dan aturannya. Banyak yang kecewa dengan asuransi terutama saat klaim.