Melihat Rupiah dengan Harap-harap Cemas

01 June 2015

Kondisi rupiah pada beberapa minggu terakhir ini memang sedang dalam tekanan. Mulai dari angka inflasi bulan kemarin yang tinggi, kenaikan harga-harga bahan pangan, sampai penentuan suku bunga oleh the fed. Semua ini menyebabkan rupiah di ujung tanduk.

Tidak ada berita baik atau sentiment positif terhadap rupiah. Bisa jadi ini akan membuat rupiah siap-siap saja terjun bebas. Makanya BI dengan sigap mengeluarkan aturan untuk penyempurnaan proteksi transaksi valas untuk menghadang kejatuhan rupiah.

Memang untuk mendukung ketahanan rupiah, meskipun sebenarnya hanya membuat ruwet di sisi yang lain. Selama ini pemerintah maupun BI tidak pernah mendengarkan keluhan pelaku bisnis. Begitu sulit mendapatkan dollar, lalu transaksi dollar yang masuk juga sangat lambat sekali atau tidak konsisten.

Semua ini menyebabkan banyak pelaku bisnis yang menyimpan dollarnya di luar negeri. Ini hal yang tidak disadari atau tidak pernah dimengerti oleh otoritas moneter. Bahasannya selalu menginginkan dolar yang disimpan pelaku bisnis di luar negeri dibawa masuk.

Namun bila model transaksi valas yang berbelit-belit, apakah mungkin ada yang mau memasukan simpanan dollarnya ke dalam negeri. Tentu saja para pelaku bisnis berpikir dua kali untuk melakukan hal yang merugikan dan menurunkan kemudahan berbisnis. Ini nampaknya yang tidak dimengerti oleh otoritas keuangan atau tidak mau mengerti hal tersebut.

Padahal ini menjadi kunci dari persoalan rupiah yang mencemaskan ini. Rupiah tidak pernah diperbaiki fundamentalnya. Lumrah bila kalah bersaing dengan ekonomi global.

Kenaikan harga-harga terakhir ini sudah keterlaluan, ini terbukti dengan tingginya angka inflasi, bahkan tertinggi dalam enam tahun terakhir. Inflasi tidak terkendali karena pemerintah lebih fokus menghapus subsidi BBM daripada melihat dan mangatasi akibatnya. Toh bagi mereka yang kaya tidak akan masalah harga naik, tidak mampu beli bahan makanan bukan urusan pemerintah.

Padahal inflasi tinggi ini pengaruhnya sangat besar bagi masyarakat, seakan hanya mengejar uang hasil menghapus subsidi, tanpa tahu peruntukannya. Ini terlihat dana dari menghapus subsidi BBM tidak jelas manfaatnya bagi perekonomian. Justru rupiah yang menuju keterpurukan dan semakin sulit untuk kembali ke level yang pernah dijanjikan saat kampanye.
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »
logo
Copyright © 2013-2015. Analisa Investasi - All Rights Reserved
-->