Kenapa Rupiah kembali Terpuruk?

09 September 2013

Memang bila rupiah kembali terpuruk dan terjadi lagi krisis keuangan bisa dipengaruhi banyak faktor. Namun sebenarnya ada hal yang mendasar yang tidak pernah diperbaiki dari krisis yang terjadi sebelumnya. Kepercayaan pada rupiah yang masih rendah, investor lebih suka pegang dollar dan itupun diparkir di luar negeri.

Fakta yang selama ini tidak pernah dievaluasi, sang pengambil kebijakan lebih melihat pada outlook yang positif di atas kertas. Padahal Pundi-pundi yang harusnya bisa diamankan untuk membangun negeri ini, malah parkir dan diinvestasikan disana. Gimana bisa kuat pondasi ekonomi, bila setiap hasil pertumbuhan ekonomi bukan digunakan untuk investasi di dalam negeri. Memang bila dianalisa akan kembali pada iklim investasi yang tidak pernah berhasil diperbaiki.

Inilah hal yang mendasar yang tidak terlihat di atas kertas, namun mendasar, betapa reformasi sistem keuangan tidak pernah menyentuh iklim investasi yang kondusif. Pungutan liar masih terjadi, ribetnya birokrasi, adalah hal pokok yang tidak pernah direformasi oleh sang pengambil kebijakan. Ini adalah hal yang penting mempengaruhi minat investor berinvestasi dan memarkir dollarnya di dalam negeri.

Ini jauh lebih penting dari memberantas korupsi yang hanya menangkap pengambil uang Negara, justru lebih penting menanggulangi punggutan liar dan birokrasi yang ruwet yang lebih menyangkut kondisi investasi yang kondusif. Segala paket kebijakan hanya menjaring “uang panas” yang hanya suka saat BI rate naik, namun tidak pernah mau masuk di investasi yang nyata. Uang begini akan bisa begitu cepat keluar saat krisis terjadi.

Reformasi sistem keuangan yang setengah hati

Mungkin reformasi pajak adalah keberhasilan dari reformasi system keuangan selama ini, sehingga ada modal terkumpul untuk membangun. Namun reformasi system keuangan tidak menyentuh iklim investasi yang kondusif. Betapa pungli dan birokrasi ruwet masih terjadi di lapangan, bahkan semakin marak dengan omset yang membuat investor “takut” berinvestasi. Semuanya terlihat nyata dan dibiarkan, maka wajar bila banyak pemilik dollar yang parkir di luar negeri.

Sebenarnya pelemahan rupiah ini tidak terlalu dalam, hanya saat tidak ada dollar di dalam negeri maka rupiah menjadi tertekan. Pasar tidak bisa dirayu atau diyakinkan dengan outlook yang bagus, tapi keropos di fundamentalnya. Perbaiki iklim investasi maka dollar akan mengalir kembali untuk investasi jangka panjang. Pemangkasan ijin investasi, potongan pajak, tidak akan ada artinya bila pungli masih terjadi. Hal yang tidak pernah ada dalam accounting perusahaan modern.

Jangan biasakan mengeluarkan solusi paket jangka pendek

Apapun alasannya, surat utang, BI rate, paket kebijakan ekonomi adalah solusi jangka pendek, yang tidak pernah menyentuh hal mendasar dalam reformasi system keuangan. Apa gunanya dollar masuk hanya untuk sesaat, hanya menimbulkan fluktuasi dan rumor yang hanya menguntungkan spekulan. Bila ingin rupiah tidak terpuruk kembali, maka ambil paket kebijakan ekonomi yang mendasar.

Hal yang mendasar terjadi adalah kepercayaan rupiah yang menurun, ini harus diperbaiki dengan memberantas pungli dan birokrasi yang efektif. Buat hukum yang ketat, pungli harus dihukum lebih keras dari koruptor, karena pungli hanya menguntungkan sang birokrat tapi merugikan Negara dan rakyat. Sudah saatnya iklim investasi direformasi total, sehingga tidak ada hasil pertumbuhan ekonomi yang diparkir di luar negeri.
logo
Copyright © 2013-2015. Analisa Investasi - All Rights Reserved
-->