Bila melihat prospek bisnis bimbingan belajar memang sangat menjanjikan dan menguntungkan. Peluangnya sangat tinggi, kesempatannya terbuka lebar, boleh dibilang masuk dalam daftar “blue chip” waralaba saat ini. Modal yang digunakannyapun bisa ditekan seminimal mungkin, namun hasil maupun keuntungannya bisa sangat besar.
Meskipun banyak yang bermain di bisnis ini, tetap saja bimbel terbuka lebar bagi siapapun yang mau masuk di waralabanya. Memang bila dianalisa banyak sekali yang bermain di franchise bimbingan belajar, namun pasarnya berkembang terus menerus. Bimbel tidak mengenal musim, bisnis ini hidup selamanya. Mungkin bila sekolah ditiadakan, baru bisnis bimbel akan mati tapi sesuatu yang tidak mungkin.
Memang bila melihat persaingan di waralaba bimbel ini sangat kompetitif dan ketat. Masing-masing menjaga nama kualitas bimbelnya, boleh jadi setiap tahun selalu ada hal baru di bisnis bimbel ini. Baik teknik, sistem pengajaran, model pembiayaan, hingga layanan semakin diperbaiki. Selalu ada hal baru untuk menarik minat anak sekolah masuk ke bimbel mereka.
Modal investasi franchise bimbel bisa ditekan minimal
Permodalan franchise selalu menjadi hal utama saat diperkenalkan di publik. Biasanya masing-masing franchise akan menjaga nama dan kualitas. Namun tidak seperti franchise lainnya, bimbel memiliki keunikan tersendiri. Modal utama yang berupa SDM dan sistem bimbel memiliki peran utama, sehingga modal investasi bisa ditekan seminimal mungkin.
Justru semakin kecilnya biaya maupun ongkos investasi akan semakin efisien pengaturan sistem keuangannya.Tidak jarang ini juga mempengaruhi tarif bimbel yang dijalankan sebuah franchise. Namun banyak pula beberapa franchise yang besar melihat permodalan dari sisi yang berbeda. Para pemain besar, terutamanya memiliki strategi yang berbeda, mereka memasukan strategi marketing dalam sistem franchisenya sehingga memiliki permodalan yang lebih besar dari yang biasa.
Sistem bimbel yang lebih akomodatif
Memang ketatnya persaingan membuat franchise bimbel ini juga sangat beresiko, terutama bagi pemain besar. Meskipun sebenarnya persaingan yang ada dari dalam sistem bimbel itu sendiri. Pengaturan keuangan, metode pengajaran, adalah sekian hal yang harus fleksibel agar bisa menarik minat pelajar dan orang tua. Meskipun lebih sering orang tua sebagai pengambil keputusan lebih melihat hasil ketimbang metode bimbel maupun cara pembayaran bimbel.
Bagi mereka asalkan prestasi anaknya bisa meningkat berapapun akan diusahakan. Namun beberapa orang tua lebih visioner, mereka tidak hanya melihat hasil yang akan sulit diambil garansinya. Mereka akan melihat di awal apakah cocok metodenya dengan karakter anak mereka. Hal inilah yang sering membuat bimbel tidak laku, begitu orang tua antipati, mereka bisa menjadi penghancur sebuah eksistensi bimbel.