Pelemahan rupiah yang cukup dalam menurut banyak kalangan bukan saja akibat faktor eksternal, namun diduga ada kebijakan pemerintah yang salah arah. Diduga terlalu getol dengan proyek infrastruktur, pemerintah telah mengabaikan ketahanan fiskal hingga rupiah tidak kuat menghadang faktor eksternal. Soalnya banyak mata uang yang melemah, tapi posisi rupiah masuk yang terparah.
Kenapa pula ini tidak terjadi pada India, dengan posisi sama-sama Negara “emerging market” India malah menuai kemajuan yang lebih baik dari Indonesia? Tentunya tidak bisa menyamakan Indonesia dengan India dalam segala hal, namun dengan posisi ekonomi dan industri yang hampir sama, nampaknya India bisa lebih sukses dalam mengelola industrinya hingga kuat menghadapi kondisi eksternal yang buruk.
Tidak seperti India yang fokus membenahi industrinya, Indonesia lebih fokus dalam membenahi infrastruktur untuk meningkatkan volume investasi. Diduga pembangunan proyek infrastruktur yang berlebihan dan ambisius, membuat posisi fiskal dipertaruhkan. Beberapa ahli ekonomi sudah mengingatkan bahaya inflasi, pelemahan rupiah atas proyek pembangunan infrastruktur yang besar-besaran ini.
Dalam hal ini proyek infrastruktur seperti listrik 35 ribu MW bisa dikecualikan. Namun pembangunan infrastruktur tol, kereta cepat, lebih terasa menjadi proyek mercusuar daripada kebutuhan yang diinginkan oleh ekonomi rupiah. Padahal dengan pondasi industri yang lemah, proyek pembangunan infrastruktur hanya bisa menggunakan komponen impor.
Ini yang bisa mengganggu kondisi fiskal ke depannya. Jauh hari kondisi ini sudah diprediksi oleh seorang ahli ekonomi wanita dalam sebuah seminar dengan seorang pejabat ekonomi di Jakarta. Nampaknya pemerintah kukuh dengan pembangunan proyek infrastrukturnya dan mengabaikan kondisi fiskal yang akan dihadapi, akibatnya kenyataanpun terjadi saat rupiah mulai menembus level terburuknya sejak krismon 1998.
Akhirnya sang pejabat tersebut harus merelakan kursinya saat kondisi rupiah sudah terpuruk cukup dalam. Mungkin bila pemerintah bisa menjaga kondisi fiskal dan memprioritaskan pembangunan infrastruktur yang lebih dibutuhkan, akibatnya mungkin bisa berbeda. Ada beberapa proyek infrastruktur yang tergolong proyek mercusuar yang bisa mengganggu kondisi fiskal, salah satunya adalah proyek kereta cepat yang dinilai banyak kalangan bisa membawa kondisi perekonomian semakin tenggelam.
Harusnya juga pemerintah lebih memperbaiki kondisi industri dalam negeri daripada ribut mengurusi impor, serta lebih melindungi industri dalam negeri. Pergantian tim ekonomi tidak akan berpengaruh bila kebijakan ekonominya tidak berubah. Soalnya faktor eksternal akan terus ada dan ketahanan fiskal harus diperkuat lagi.