Wanita ini Bikin Rupiah Keok

17 July 2015

Naiknya suku bunga di Amerika memang berpotensi menekan rupiah lebih dalam. Apalagi dengan kondisi global yang kurang baik, kecenderungan naiknya suku bunga Amerika ini menjadi tidak tertahankan. Berkali-kali Janet Yellen, pimpinan the fed ini memberi tanda akan naiknya suku bunga amerika.

Sejak Janet Yellen memimpin Federal reserve atau bank sentralnya Amerika, dia sudah tidak menyukai kebijakan bunga rendah. Selama ini amerika mengambil suku bunga rendah 0-0,25 persen, hanya terjadi kenaikan terakhir pada tahun 2006. Kondisi ini memang ditujukan untuk meningkatkan investasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Namun dengan inflasi yang sudah beranjak naik, maka Janet Yellen tak bisa berpangku tangan melihat itu. Isu tapering off sudah menyebar saat dia mulai naik ke tampuk pimpinan. Setiap kali isu ini muncul, selalu ditentang beberapa badan dunia, yang beralasan akan membuat ekonomi global semakin lesu.

Tak pelak dari isu kenaikan suku bunga saja sudah bikin rupiah kalang kabut. Sebenarnya persoalan naiknya suku bunga ini bukan saja masalah Amerika, diduga Inggris juga akan mengikuti bila amerika menaikan suku bunga. Ini tentunya bikin rupiah makin keok saja.

Selama ini suku bunga rupiah sudah cukup tinggi, karena memang inflasinya juga tinggi. Padahal suku bunga tinggi sangat tidak kondusif buat perekonomian. Bisa menurunkan daya saing usaha atau industri secara keseluruhan.

Janet Yellen beralasan menaikan suku bunga, karena memang kondisi global, seperti krisis utang Yunani dan Krisis pasar saham Cina akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi amerika. Hanya perbaikan di sektor tenaga kerja Amerika yang membuat Yellen beberapa kali menunda kenaikan suku bunga amerika.

IMF dalam rilis terakhir, merespon kesaksian Yellen di depan komite keuangan kongres, meminta the fed agar tidak menaikan suku bunga, minimal sampai paruh tahun depan. Padahal Yellen sudah mengisyaratkan tahun ini akan ada kenaikan suku bunga, sempat terbetik kabar akan terjadi pada bulan September dan kemungkinan Desember. Kondisi tebak-tebakan ini memang membuat rumor yang sudah mempengaruhi mata uang kawasan.

Mau tidak mau rupiah juga terkena imbasnya, pengaruh eksternal pada rupiah memang sangat kuat. Ini karena pemerintah juga kurang bisa menjaga ketahanan fiskal. Kondisi defisit anggaran dan naiknya utang semakin memberi tekanan pada rupiah.
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »
logo
Copyright © 2013-2015. Analisa Investasi - All Rights Reserved
-->