Kalah Bersaing

15 July 2015

Kabar surplus neraca perdagangan ini sudah diprediksi oleh banyak kalangan. Ini karena daya beli masyarakat menurun sehingga serta merta para importir mengurangi barang yang masuk. Apalagi dengan mata uang rupiah melemah, maka harusnya bisa meningkatkan daya saing ekspor.

Kondisi surplus sebenarnya ini bisa menjadi berita yang positif, di tengah kondisi fiskal yang kurang baik. Memang ironi saat neraca perdagangan sudah surplus, tapi tidak memberi pengaruh fiskal yang lebih baik. Bahkan cenderung rupiah makin melemah.

Diduga bertambahnya rasio utang, inflasi tnggi dan bertambahnya defisit anggaran masih memberi tekanan pada ketahanan fiskal. Ini wajar saja bila melihat ke Amerika yang dengan disiplin mengurangi rasio utangnya. Pada data rilis terakhir dikabarkan surplus anggaran belanjanya hampir menyamai cadangan devisa negeri ini.

Ini membuat dollar terus menguat atas mata uang di semua kawasan. Apalagi dengan krisis utang Yunani semakin menambah keperkasaan dollar. Sedang rupiah semakin menjadi bulan-bulanan semua mata uang kawasan.

Rupiah kalah bersaing dengan dollar singapura, dollar Australia, apalagi terhadap dollar amerika. Dalam posisi bulan kemarin saja sudah terapresiasi lebih dari 0,5 persen. Dengan penurunan hampir 7 persen sejak awal tahun, ini membuat rupiah kalah telak dari banyak mata uang.

Harusnya kinerja ekspor bisa gila-gilaan dengan sokongan lemahnya mata uang. Namun kondisi ini tidak bisa dimanfaatkan oleh rupiah. Penyebabnya sebagian besar produk industri memang bergantung dari komponen impor.

Ini membuat daya saing ekspor tidak berubah meskipun dengan sokongan melemahnya rupiah. Hanya beberapa produk komoditas yang bahagia dengan melemahnya rupiah. Sebenarnya tidak ada yang bisa dibanggakan dengan surplus yang memang sudah diprediksi sebelumnya.

Baru kondisinya akan membanggakan bila surplusnya bisa melebar, minimal di atas satu milyar dollar. Terlihat serba salah sudah surplus neraca perdagangan masih belum puas apalagi defisit. Masalahnya ini disebabkan kondisi fiskal memang sedang tidak baik, apapun indikator yng dibuat dalam neraca perdagangan harusnya bisa mengurangi tekanan fiskal.

Ekonomi negeri ini sudah turun cukup banyak sejak dua kuartal, harus segera naik atau rebound di sisa kuartal. Bila tidak, kesejahteraan masyarakat yang dipertaruhkan. Seakan pembangunan hanya membuat rakyat menjadi miskin.
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »
logo
Copyright © 2013-2015. Analisa Investasi - All Rights Reserved
-->