Musim masuk sekolah adalah saat yang menguras mental dan uang bagi para wali murid. Tidak hanya stress dengan susahnya mencari sekolah, tapi juga pusing dengan alokasi dana untuk masuk sekolah favorit. Kemampuan bertahan dan melalui masa ini, boleh jadi merupakan akhir dari persiapan panjang anak sekolah.
Banyak hal menakjubkan terjadi, mulai dari anak-anak pintar yang tidak diterima di sekolah favorit, sampai dengan anak-anak yang biasa saja tapi sukses tembus sekolah favorit. Boleh dibilang perubahan kurikulum ini sering memusingkan para wali murid. Sudah terlalu banyak anggaran yang digunakan saat menyiapkan belajar anak, eh gak tahunya gak masuk juga ke sekolah favorit.
Meskipun masa depan masih panjang, bagi orang tua wali murid, sebuah sekolah favorit adalah awal atau jenjang menuju sukses. Tidak ada langkah mundur yang bisa membuat masa depan anak bisa suram. Kondisi inilah yang sering membuat persaingan tidak sehat di sekolah.
Banyak celah yang bisa dilakukan untuk masuk sekolah favorit, dari sistem yang selalu berubah sampai komersialisasi sekolah yang belum baku. Meskipun pemerintah dengan segala daya membuat system baru dan memperbaikinya, tetap saja menyisahkan celah yang bisa diterobos. Hal inilah yang membuat anak pintar tersisihkan.
Memang ada beberapa jalur yang bisa dilalui saat anak masuk sekolah favorit. Mulai dari jalur prestasi, jalur ujian masuk sampai jalur sumbangan pendidikan. Semua itu tetap menyediakan celah yang bisa diterobos.
Ada banyak pihak yang bisa mengatur otoritas sekolah saat menerima siswanya. Ini sudah lama diketahui, mengingat posisi diknas yang masih di bawah pemda. Juga jalur prestasi yang belum baku kriterianya, asal anak berprestasi di bidang olah raga, seni maupun di pelajarannya, maka bisa diterima lewat jalur prestasi di sekolah favorit. Banyak pihak yang bisa memanfaatkan celah ini dengan mengirim anaknya ke klub olah raga jauh hari sebelum ujian masuk.
Tidak itu saja penghitungan nilai masuk sekolah yang merupakan gabungan antara prestasi anak dari Unas, nilai rapor dan nilai ujian masuk, masih menyisahkan celah pula untuk dimanipulasi. Ini membuat bukan anak yang pintar yang masuk sekolah favorit, tapi orang tua wali yang pintar yang bisa membuat anak masuk sekolah favorit.
Kondisi ini juga berlaku pada unas yang sudah bukan lagi murni prestasi siswa. Banyak kebocoran yang susah untuk ditelusuri, karena ini menyangkut nama sekolah, sehingga banyak yang bermain di unas ini. Tentunya sekolah tidak akan tinggal diam bila anak didiknya banyak yang tidak lulus unas.
Sistem pendidikan yang dibuat pemerintah memang masih banyak menyisahkan celah untuk dimanipulasi. Sehingga hasil didik anak masih bisa dipertanyakan kualitasnya. Kita ini mau membuat negeri ini maju dengan persaingan yang sehat atau pendidikan apa adanya?