Ekonomi rupiah boleh saja terbesar di asia tenggara, tapi dalam hal daya saing, menjadi yang terlemah di asia tenggara. Nilai rupiah menurun terus terhadap dollar, juga terhadap mata uang di kawasan. Rupiah paling babak belur saat menghadapi dollar dibandingkan ekonomi kawasan asteng.
Tata kelola ekonomi rupiah terlihat tidak siap, saat dollar beberapa bulan terakhir menguat. Kebijakan yang diambil tak mampu membendung keperkasaan dollar. Justru aturan yang dibuat makin membuat dollar semakin perkasa.
Aturan yang dibuat semakin menandakan bahwa rupiah tidak kompetitif dan harus dilindungi terus. Model aturan proteksionisme ini justru membuat ekonomi rupiah tidak disukai pasar. Wajar bila banyak pelaku usaha lebih memegang dollar ketimbang rupiah.
Sampai-sampai pengambil kebijakan memohon pada pelaku usaha agar lebih pegang rupiah daripada dollar. Tentunya ini berarti sudah menyerah dan tak tahu lagi apa yang harus dilakukan. Selama ini mereka mengandalkan cadangan devisa untuk menahan laju dollar.
Saat cadangan devisa sudah menurun jumlahnya, maka tak ada lagi yang bisa diperbuat. Inilah contoh otoritas ekonomi yang tak mau bekerja keras atau tak tahu dalam mengelola ekonomi. Sungguh sayang bila ekonomi terbesar di kawasan asia tenggara ini dikelola oleh mereka yang tak kapabel.
Harusnya saat dollar menguat, lebih baik perbaiki fundamental rupiah. Perbaiki indikator ekonomi, perbaiki kinerja ekspor, kontrol inflasi, kurangi belanja Negara yang konsumtif, regulasi lagi proyek infrastruktur yang sedang berjalan. Memang harus ditata ulang pengelolaan keuangan yang membuat rupiah keok terus.
Fundamental ekonomi rupiah memang rapuh, jadi sangat beresiko bila membangun terus tanpa membenahi dulu pondasinya. Belanja infrastruktur besar-besaran hanya semakin mengerek naik jumlah utang, membuat inflasi semakin tinggi. Buat apa pertumbuhan ekonomi bila inflasinya lebih tinggi.
Sudah saatnya kembali mengetatkan ikat pinggang, regulasi lagi proyek pembangunan yang tidak menopang fundamental rupiah. Pangkas jumlah PNS yang terlalu membebani anggaran Negara, apalagi sumbangsih birokrasinya malah menghambat pembangunan. Sebenarnya ada banyak hal mendasar yang bisa dilakukan oleh pengambil kebijakan ekonomi daripada hanya menggunakan cadangan devisa untuk menahan laju dollar.