Masih teringat kejadian penganiayaan dan tidak dibayarnya beberapa tenaga domestik di Hongkong. Peristiwa ini menginspirasi beberapa pebisnis start-up untuk menciptakan fair-bisnis antara agensi dengan para tenaga domestik ini dengan biaya penempatan yang adil. Memang selama ini biaya penempatan ini menjadi ajang pemerasan bagi para pekerja domestik ini oleh Majikan maupun pihak agensi.
Seperti diketahui biaya penempatan para pekerja domestik di Hongkong ini berkisar antara 4 ribu sampai 5 ribu dollar. Dengan standar gaji bulanan menurut otoritas Hongkong sebesar 530 dollar, bisa jadi dibutuhkan waktu setahun untuk bisa melunasi biaya penempatan mereka di Hongkong. Kondisi inilah yang sering disalahgunakan oleh majikan dalam menekan para pekerja domestik ini.
Juga seandainya para pekerja domestik ini meminta tolong ke agensi, pihak agensi juga ikut menekan dengan alasan biaya penempatan yang belum lunas. Maka disini kondisi pekerja domestik ini benar-benar tertekan dan mudah dieksploitasi. Hal inilah yang membuat lahirnya agensi baru dengan model pengenaan biaya penempatan yang baru.
Tenaga kerja domestik yang rata-rata dari philipina dan Indonesia ini mengisi ratusan ribu job tenaga domestik di Hongkong. Memang meskipun aturan bagi para pekerja domestik ini sudah lebih baik dari rekannya di Negara lain, tetap saja masih menyisahkan tingginya biaya untuk penempatan mereka di pekerjaan yang mereka cari. Belum lagi biaya dari agensi di tempat asal, bisa lebih besar dari yang dikenakan agensi di Hongkong.
Ini membuat para pekerja domestik membutuhkan waktu yang lama untuk melunasi biaya penempatan mereka. Biaya penempatan ini bisa beragam tergantung dari jenis layanan yang diterima oleh pekerja domestik ini, seperti biaya pelatihan, biaya pengurusan visa dan passport, biaya agensi, serta biaya yang tidak diketahui fungsinya oleh para pekerja domestic ini. Meskipun bisa saja biaya penempatan mereka berkurang bila tidak melalui pelatihan atau prosedur lainnya tetap saja mereka menjadi sapi perah bagi para agensi ini.
Kondisi inilah yang sempat membuat pihak internasional menekan otoritas Hongkong merubah aturan bagi penempatan pekerja domestic ini. Terutama dalam mengatur besaran fee atau biaya penempatan bagi pekerja domestic ini. Tujuannya jelas agar tercipta keadilan bagi pekerja domestic ini.
Meskipun pihak otoritas Hongkong bersikukuh pada aturan bahwa biaya penempatan tidak boleh lebih dari 10 persen gaji yang diterima oleh para pekerja domestic, pada kenyataannya sulit untuk mengawasi ratusan ribu kondisi para pekerja domestic ini. Maka disini memang diperlukan peran lembaga non profit untuk menjembatani masalah biaya penempatan yang mencekik ini agar tercipta keadilan berbisnis bagi agensi maupun pekerja domestic.
Pada titik ini para pekerja domestic di posisi yang lemah, maka dengan munculnya model baru pengenaan biaya penempatan yang ditimpakan ke majikan bisa sedikit merubah kondisi para pekerja domestic ini. Semoga apa yang dilakukan startup non profit ini bisa meringankan para pekerja domestic ini.