Mungkinkah Daya Beli Terangkat dengan Menurunkan Harga BBM?

03 October 2015

Polemik penyesuaian harga BBM kembali mengemuka, ini setelah daya beli masyarakat turun drastis. Diduga langkah pemerintah menghapus subsidi BBM telah menekan daya beli masyarakat ke titik terendah hingga ekonomi menjadi lesu. Apalagi diikuti PHK masal, maka tak ayal menurunkan ritme pergerakan ekonomi.

Pemerintah dengan berbagai cara berusaha menggerakan lagi perekonomian yang melambat akibat kebijakannya sendiri. Memang pemerintah telah melakukan kebijakan kontra produktif, dengan menaikan harga BBM di saat harga minyak dunia sedang turun. Alasannya untuk menghindari tekanan pada keuangan Negara akibat beban subsidi BBM, suatu hal yang koinsiden dengan momen yang tidak tepat.

Praktis ekonomi mengalami perlambatan akibat langkah blunder ini, soalnya bila mau bersabar, mungkin kondisi ekonomi tidak memburuk seperti sekarang. Ada efek domino yang sulit dikontrol akibat dari penghapusan subsidi BBM. Rangkaian akibatnya membuat perekonomian menjadi melambat dan stagnan.

Sekarang pemerintah susah payah berusaha membangkitkan laju perekonomian yang sudah dirusaknya sendiri. Suatu hal yang sia-sia, berputar pada persoalan yang dibuatnya sendiri. Salah satu wacana yang mengemuka adalah menurunkan kembali harga BBM.

Pemerintah berharap penurunan harga BBM akan ada dalam kebijakan ekonomi jilid 3. Suatu yang mungkin terlambat atau sulit diharapkan hasilnya. Soalnya kondisinya sudah cukup parah, juga biasanya harga barang-barang tidak akan segera turun dengan menurunkan harga BBM.

Justru harga barang akan dengan cepat naik saat harga BBM dinaikan, bahkan jauh hari sebelum harga BBM naik, semua harga sudah naik duluan. Kondisi ini berbeda dengan saat harga BBM diturunkan, harga barang-barang akan sulit turun. Butuh waktu berbulan-bulan untuk mendapatkan hasil dari penurunan harga BBM.

Bukan tidak mungkin wacana penurunan harga BBM hanya bersifat politis, tindakan ambigu karena sulit menemukan formula untuk menggerakan ekonomi yang sudah lesu. Pemerintah tak mau disebut krisis, dan menilai perlambatan yang terjadi akibat faktor eksternal. Padahal tanpa tekanan eksternal, kondisi ekonomi sudah melambat semenjak penghapusan subsidi BBM.

Apapun yang dilakukan pemerintah untuk menggerakan kembali perekonomian akan sulit menemui kesuksesan. Ini karena efek domino dari penghapusan subsidi BBM sudah cukup dalam, seperti rangkaian PHK masal sudah terjadi dan ini sangat sulit dikembalikan hanya dengan formula menurunkan harga BBM. Perlu kebijakan yang komprehensif dalam mengangkat kembali daya beli masyarakat, termasuk menciptakan kembali lapangan kerja baru.
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »
logo
Copyright © 2013-2015. Analisa Investasi - All Rights Reserved
-->