Melambatnya ekonomi cina, lebih cepat dari yang diperkirakan. Dari data ekspor-impor terbaru, sudah diketahui seberapa cepat perlambatannya. Ini mengirim sinyal buruk ke seluruh belahan dunia, termasuk rupiah yang kembali melemah di perdagangan kemarin.
Diperkirakan kondisi ekonomi cina yang pelan tapi pasti akan menuju ke stagnan, maka akan menyeret Negara yang berhubungan dengan cina. Tak terkecuali Indonesia yang menjadi bagian dari gerbong lokomotif perekonomian cina. Nampaknya akan terkena imbasnya dengan segera, baik di sektor rill maupun di pasar keuangan.
Bila mengacu pada data impor cina yang anjlok sangat dalam pada bulan kemarin, nampaknya sudah memberi alarm bagi ekonomi Indonesia. Rupiah diperkirakan akan mendapatkan tekanan yang lebih besar. Investor akan lebih memilih dollar ketimbang rupiah.
Meskipun data ekonomi amerika juga tak lebih baik dari cina, namun dollar masih menjadi safe haven. Apalagi dengan ekspektasi tidak ada lagi uang murah, ada kemungkinan eksodus aliran modal dari emerging market. Tak terkecuali Indonesia yang akan mengalami dampak terburuk dari gejolak ekonomi dunia.
Rupiah akan kembali bergejolak dan rentan oleh pengaruh eksternal. Ini karena memang system perekonomian kita yang konsumtif dan enggan untuk bertransformasi ke ekonomi produktif. Kita terbelenggu oleh sumber daya alam yang melimpah, hingga rasanya lebih enak main kartu, ngopi di warung sambil menunggu rejeki lewat.
Sudah waktunya untuk pemerintah bekerja lebih keras dalam membentuk perekonomian lebih produktif. Di saat harga komoditas sudah tidak ada harganya ( karena memang sering lebih mahal biaya eksplorasinya dari hasil yang didapatkan), maka sudah waktunya beralih ke industri-industri produktif. Industri yang kalau bisa berorientasi ekspor, sehingga tidak selalu dipusingkan oleh gejolak rupiah.
Meski rupiah akan terus bergejolak, tapi setidaknya dengan kuatnya kinerja ekspor maka ketahanan fiskal akan menjadi lebih baik. Tentunya ini akan menjadi modal baik bagi rupiah dalam menghadang faktor eksternal. Harusnya memang tidak ada lagi komentar akibat faktor eksternal ekonomi kita memburuk.
Harusnya kita memiliki daya tahan ekonomi yang kuat dengan menjadi Negara industri yang produktif dan berorientasi ekspor. Memang tidak mudah, namun dengan anggaran yang kita miliki dan kerja keras kita semua, apapun bisa diwujudkan.