Banyak yang bilang investasi di bursa saham lebih menguntungkan daripada investasi di deposito. Ini ada benarnya, meskipun tidak sepenuhnya benar. Soalnya ada yang bangkrut atau jatuh miskin gara-gara investasi di bursa saham.
Lihat saja investor domestik di bursa cina yang bunuh diri saat saham yang dimilikinya terjun bebas hingga terbelit hutang. Kok bisa gitu? Dia waktu itu beli saham yang kata brokernya akan terus naik, misal harga saham saat dibeli posisi 20 ribu perlembar. Lalu nilai sahamnya memang naik terus, namun tanpa terduga terjadi krisis, harga sahamnya anjlok hingga Cuma bernilai 10 per saham. Tentunya dia rugi besar, apalagi dia sudah berhutang lima kali lipat dari saat beli saham.
Dia memang beli saham dari hutang, sehingga saat sahamnya jatuh dia terbelit hutang dan nekad bunuh diri karena hanya itu cara untuk menutup hutang dari asuransi yang dimilikinya. Kalau ini tidak dilakukan, maka bisa tujuh turunan dia dan keluarganya akan terbelit hutang atau masuk penjara. Semua ini adalah sisi gelap dari bermain saham di cina yang mungkin terjadi disini tanpa publikasi sama sekali.
Siapapun pasti tergiur dengan iming-iming penghasilan lebih baik dalam berinvestasi, sehingga sering mengabaikan resiko dalam berinvestasi. Demikian pula dengan investasi di bursa saham memang memiliki kans yang lebih menguntungkan dibandingkan deposito, hanya memang memiliki resiko yang lebih besar. Boleh dibilang bisa satu dibanding seratus, kemungkinan untung terus tidak bisa dijamin akan terjadi.
Soalnya sekali saham tersebut sudah naik, berarti posisinya sudah overvalue dan ini beresiko tinggi untuk jatuh. Apalagi dengan “goreng-menggoreng” atau membuat berita yang super positif pada kinerja perusahaan tersebut, maka bisa terjadi overvalue yang berlipat-lipat. Biasanya saat jatuh akan butuh waktu yang super lama untuk bisa kembali ke posisi semula, bahkan mungkin tak akan pernah kembali.
Siapa tak kenal dengan sebuah saham perusahaan tambang ternama dan terbesar di negeri ini, bahkan masuk jajaran terbesar di dunia dan pernah listing di bursa London. Saham perusahaan tersebut di IPO hanya 50 perak dan pernah melonjak sampai 16000 persen dari harga awalnya, sekarang balik lagi Cuma 50 perak. Semua ini berita buruk bagi investor di pasar saham, hanya memang tidak terpublikasi secara besar-besaran.
Biasanya berita yang baik yang mencuat, seperti saham perusahaan anu yang saat IPO sudah melonjak berkali-kali lipat. Berita gini bisa dengan cepat mengerek nilai sahamnya, padahal kinerja perusahaannya biasa-biasa saja. Disini memang bagi investor jangan terbujuk atau terjebak oleh berita “goreng-menggoreng” tadi.
Lebih baik cek secara teliti kinerja perusahaan atau emiten, karena semuanya sudah tersedia datanya di bursa. Setiap perusahaan yang mencatatkan sahamnya di bursa, menjadi perusahaan terbuka dan bisa dilihat kinerja keuangan perusahaan tersebut. Ini yang harus dipelajari dengan detail.
Memang bagi yang awam di bidang keuangan atau ekonomi akan sangat bergantung dari broker masing-masing. Namun hendaknya punya second opinion dari konsultan atau analis yang terpercaya, sehingga ada semacam pertimbangan yang lebih hati-hati dalam memutuskan membeli saham tersebut. Sekali lagi investasi saham memang lebih menguntungkan dari deposito, dengan syarat saham yang dipilih memang saham perusahaan yang berkinerja baik.
Juga jangan taruh semua telur dalam satu wadah, jangan tempatkan seluruh investasi dalam satu tempat. Usahakan membagi investasi di berbagai bentuk dengan porsi yang aman, sehingga bila satu investasi jatuh, maka tidak seluruh uang atau modal akan hangus.