Pelemahan Rupiah sudah cukup dalam dan membawa perekonomian ke gerbang krisis. Meski pemerintah tak mau disebut krisis, tapi sebenarnya perekonomian sedang menuju kearah itu. Ini tidak bisa dipungkiri dengan pelemahan rupiah yang sudah berdampak cukup luas pada perekonomian.
Lihat saja pada IHSG dimana terjadi aksi jual oleh investor asing yang terus menerus. Intervensi pemerintah atau investor domestik tak mampu menghadang sebuah “kepercayaan” yang sudah luntur. “Arus” yang mengalir sudah cukup deras kearah yang pasti, sebuah kejatuhan yang mungkin sangat tidak diharapkan.
Boleh dibilang pemerintah terlalu meremehkan apa yang terjadi, ini terlihat dari cara menghandel pelemahan rupiah yang seadanya, bahkan cenderung irasional. Rupiah butuh perhatian penuh, karena bila dibiarkan akan membawa perekonomian ke gerbang krisis. Persoalan rupiah tidak bisa dipecahkan dengan membangun infrastruktur saja.
Bila dilihat di media, nampaknya para pejabat lebih suka meresmikan proyek, ikut panen, bagi-bagi kartu atau hal-hal seremonial yang feodalis yang sudah ditinggalkan oleh Negara maju. Persoalan rupiah tidak bisa diremehkan, butuh perhatian yang penuh dan langkah yang strategis.
Persoalan rupiah sudah bukan lagi domain BI, karena menyangkut perekonomian yang lebih luas. Kebijakan yang diambil sudah bukan lagi masalah fiskal, regulasi, tapi sudah menyangkut anggaran yang diperlukan untuk membawa rupiah kembali stabil atau lebih berat lagi menguat terhadap dollar. Disini memang butuh perubahan fundamental pada perekonomian, bukan sekedar paket kebijakan ekonomi yang tak akan mampu menghadang pelemahan rupiah.
Mungkin bisa dimaklumi dengan usia pemerintahan yang singkat akan menemui kesulitan memecahkan persoalan berat pada rupiah. Ini terlihat dari cara mengatasi pelemahan rupiah yang konservatif, masih mengekor pada pemerintahan sebelumnya. Lihat saja indikator ekonomi mengekor kondisi perekonomian pemerintahan sebelumnya, bahkan cenderung lebih ceroboh hingga membuat terjadinya akselerasi pada pelemahan rupiah.
Bila dilihat pada grafik pelemahan rupiah, nampak ada pola konstan sejak tahun 2012 dan terjadi akselerasi pada beberapa bulan lalu. Ini menandakan situasinya sudah semakin memburuk atau terjadi kepanikan hingga kebijakan yang diambil menjadi kontra produktif dan semakin melemahkan rupiah. Lihat saja di pola pergerakan IHSG dan pola fluktuasi rupiah, ini menandakan situasinya sudah sulit untuk dikontrol dan sudah di luar kendali.
Arusnya sudah sangat deras untuk diarahkan, tinggal menunggu dampaknya yang satu persatu akan bermunculan. Dampak sosial-politik sudah mulai terasa, ini terlihat dari adanya pergerakan “rasa tidak puas” di tingkat elite. Bila pemerintah tak juga menyadari akan pentingnya persoalan rupiah ini, maka masalahnya akan bisa semakin memburuk.