Dalam kuartal kedua saham property memang masih bisa bertahan di tengah pelemahan rupiah. Namun diperkirakan saham perusahaan property ini akan mengalami penurunan pula. Ini karena bahan baku industri property yang terkerek naik akan memotong keuntungan sektor property.
Justru diperkirakan saham perusahaan keuangan yang masih bisa bertahan. Ini terbukti dengan pertumbuhan yang stabil di kuartal kedua dan profit yang berhasil dicatatkan dalam semester pertama cukup besar. Kendalanya memang pada nilai rupiah yang belum stabil, bisa memaksa NPL naik dan menahan pertumbuhan sektor keuangan.
Saham property memang masih berhubungan dengan sektor keuangan yang sama-sama masih bisa bertahan di tengah pelemahan rupiah. Pada kejatuhan bursa saham besar-besaran kemarin, saham property juga merasakan hal yang sama seperti seluruh saham sektor lainnya. Memang kejatuhan kemarin telah menghapus kerja keras selama dua tahun.
Dari indeks secara keseluruhan, terjadi penurunan hampir 15 persen sejak awal tahun dengan kondisi IHSG yang paling buruk diantara bursa lainnya. Memang kinerja yang dibangun selama beberapa tahun, bisa hangus oleh lunturnya minat investor asing. Aksi jual yang mereka lakukan memang sangat massif dan masih terus terjadi.
Kondisi ini tak lepas dari serapan anggaran yang rendah dan juga daya beli masyarakat yang menurun. Bila tidak diperbaiki, maka aksi rebound tidak akan terjadi pada kuartal berikutnya. Justru yang ada malah kondisi stagnan dengan investor asing yang masih wait n see untuk masuk kembali.
Namun kabar gembira nampaknya masih bernaung pada saham property, diberitakan akan dirilis aturan baru kepemilikan asing pada sektor property. Ini dipastikan akan mengangkat kembali saham property lebih tinggi. Dipastikan pula saham-saham perusahaan keuangan akan terangkat juga oleh kinerja sektor property.
Meskipun sebenarnya juga dari kesuksesan pameran kemarin yang mampu mencetak angka penjualan mobil hampir 6 trilyun rupiah. Ini berita bagus bagi sektor keuangan, yang bisa menikmati dari pelemahan rupiah. Selama NPL masih bisa ditekan, maka nasibnya akan sama dengan saham-saham perusahaan property.