Pemerintah kembali merilis Obligasi Ritel atau ORI untuk membiayai anggaran belanja Negara. Kebutuhan dana yang diperlukan sekitar 20 trilyun rupiah. Diperkiraan Obligasi ini akan bisa terpenuhi mengingat tenornya 3 tahun dan bunganya 9 persen.
Bunga ORI ini jauh di atas bunga deposito saat ini yang maksimal di kisaran 8 persen. Tentunya akan banyak yang mengalihkan investasinya dari deposito ke ORI ini, karena memberi keuntungan lebih besar. Saingan dari ORI ini hanya bunga simpanan di BPR yang berani mematok angka 10 persen.
Tentunya menaruh uang di BPR akan lebih besar resikonya daripada mengisvestasikan pada ORI. BPR bisa dengan mudah tutup oleh pelemahan rupiah. Namun untuk ORI, mana mungkin Negara akan tutup atau kolaps. Meski jauh dari itu, diperkirakan sedikit sekali investor asing yang akan masuk membeli ORI ini.
Persoalannya tentu pada posisi rupiah yang terus melemah. Dengan rupiah yang melemah lebih dari 15 persen dalam setahun terhadap dollar, maka masih kalah dengan investasi di deposito dollar yang hanya memberi bunga 1,5 persen. Lho kok bisa?
Ini karena faktor pelemahan rupiah yang membuat investasi di ORI ini beresiko tinggi. Bagi investor domestik tentu tak masalah, tapi tidak bagi investor asing. Mari kita hitung angka kemungkinan keuntungan dan kerugin dari investasi di ORI ini.
Dengan asumsi rupiah yang akan terus melemah 15 persen pertahunnya, maka diperkirakan akan terjadi penyusutan nila rupiah sebesar 45 persen dalam setahun atau rupiah diperkirakan bisa tembus 20 ribuan, bila pemerintah tidak memiliki langkah mujarap untuk menghentikan pelemahan rupiah. Dengan asumsi ini saja, nilai investasi ORI dengan bunga 9 persen akan terkikis oleh pelemahan rupiah.
Namun bila pemerintah dengan gagah berani bisa menguatkan rupiah 15 persen ke posisi sebelumnya, maka investasi di ORI ini akan menguntungkan. Ini tentunya amat sangat berat, dengan pertimbangan inflasi yang masih di kisaran 4-5 persen pertahunnya, maka penguatan rupiah bisa sangat berat sekali atau kecil kemungkinannya.
Hitung-hitungan tentang keuntungan dan kerugian investasi di ORI ini memang tidak pasti, hanya memberi kemungkinan terburuk dan terbaik. Mungkin masih lebih baik bila tidak ada alternatif investasi yang menguntungkan. Soalnya ekonomi juga sedang lesu, lebih baik investasi di sesuatu yang pasti dan penghasilan tetap.