Sepanjang satu tahun ini saja penguatan dollar sudah sangat tinggi. Hampir indeks semua komoditas maupun mata uang keok melawan dollar. Tak terkecuali komoditas emas yang sebenarnya safe heaven, masih kalah juga lawan dollar. Apalagi mata uang rupiah yang keok habis-habisan lawan dollar.
Diperkirakan keperkasaan dollar ini akan sulit diprediksi titik puncaknya. Ini mengingat ekonomi amerika sedang membaik dan indikator yang ditarget selalu terpenuhi. Tentunya tak ada yang bisa menghadang penguatan dollar lagi, apalagi bila suku bunga naik, dipastikan akan semakin perkasa.
Sebenarnya keperkasaan dollar ini bisa ditekan bila the fed mau memberi suku bunga negatif terhadap dollar. Wacana ini menguat ditengah gejolak ekonomi akibat penguatan dollar. Suku bunga negatif berarti apapun simpanan dollar akan terkena denda atau penalty.
Namun wacana inipun juga disanggah oleh banyak pihak yang melihat tak akan ada formula yang bisa menghadang penguatan dollar. Justru dengan interest rate negatif, dollar akan makin tambah “gila”. Nilainya bisa-bisa jadi kayak “barang antik” bukan lagi sebagai mata uang.
Penguatan dollar ini tak lebih dari reaksi keseimbangan pasar, saat dollar yang ada ditarik oleh yang buat. Diduga akan tercapai titik keseimbangan dimana dollar sesuai dengan jumlah di pasar keuangan dunia. Ini yang sulit untuk diprediksi dan akan menimbulkan bola panas yang liar kemana-mana.
Lihat saja di grafik penguatan dollar terhadap dollar dan rupiah. Tampak dollar sudah menguat lebih dari 10 persen terhadap emas. Demikian pula dengan rupiah, malah lebih parah lagi. Rupiah di-KO oleh dollar lebih dari 17 persen dalam setahun ini.
Diperkirakan penguatan dollar ini akan berlanjut, namun bukan berarti tidak bisa ditahan penguatannya. Bila kinerja perkonomian Indonesia membaik, pastinya bisa menghadang laju penguatan dollar. Bila pemerintah bisa mengenjot kinerja ekspor ke titik puncak seperti pada tahun 2011, maka dipastikan dollar bisa ditahan penguatannya.
Disini yang perlu dilakukan oleh pemerintah adalah dengan menggunakan anggaran belanja sebaik-baiknya. Jangan menghambur-hamburkan untuk proyek mercusuar infrastruktur, tapi lebih baik gunakan anggaran untuk mengenjot ekspor. Iniyang akan menghasilkan dollar “produktif” dan bisa menguatkan rupiah secara permanent.