Langkah pemerintah dan DPR yang sepakat mengoreksi angka pertumbuhan ekonomi berdampak serius di bursa. Apalagi ini diikuti oleh lembaga keuangan dunia yang juga ikut mengoreksi angka pertumbuhan. Ini membuat prospek ekonomi ke depan bertambah suram.
Pasar keuangan juga semakin pesimis, dengan posisi rupiah yang melonjak turun dalam beberapa hari terakhir. Kondisi ini juga berimbas ke bursa, asing yang sudah melakukan aksi jual juga terus berlanjut. Dengan transaksi di bursa yang semakin mengecil.
Nampaknya segala kebijakan ekonomi yang diberikan tak mempan dalam mengendalikan ekonomi rupiah. Pasar selalu pesimis menyikapi setiap kebijakan yang dikeluarkan. Seakan semakin jauh dari harapan pasar, banyak kalangan usaha juga melihat arah ekonomi yang sudah bergerak jauh dari kondisi yang terjadi.
Disaat rupiah tertekan dan melemah, pemerintah masih antusias membangun proyek mercusuar dengan dalih infrastruktur. Bahkan tak punya uang atau anggaran bukan menjadi halangan, obligasi ritel diterbitkan untuk menutupinya. Kondisi inilah yang membuat pasar dan pelaku bisnis semakin pesimis.
Apa yang dilakukan pemerintah benar-benar mengikuti pola pemerintah Zimbabwe sebelum mata uangnya kolaps. Pengeluaran diluar kendali sedang pemasukan seret. Apapun dalihnya untuk membangun infrastruktur, pada akhirnya semain memberatkan kondisi fiskal dan memberi tekanan pada rupiah.
Kondisi ini sudah menjadi alarm, namun nampaknya pemerintah tak berubah pikiran. Bursa saham sudah menunjukan mosi tidak percayanya, asing terus-terusan keluar dari bursa. Diperkirakan ini akan menekan mata uang rupiah ke level yang tidak pernah disentuhnya, bahkan bisa menembus level terburuk dalam sejarah negeri ini.
Kondisi pelemahan rupiah yang sudah terakselerasi ini, harusnya menjadi alarm untuk mengkaji kembali kebijakan ekonomi yang telah dijalankan. Anggaran sudah seharusnya digunakan sebaik-baiknya untuk memperkuat rupiah terlebih dahulu. Anggaran bisa digunakan untuk memperkuat kinerja ekspor.
Ini harus dilakukan all out oleh pemerintah dalam menahan pelemahan rupiah lebih dalam dan kaburnya investor asing di pasar keuangan. Situasinya sudah kritis, bila tak mau disebut krisis, sebaiknya segera mengambil langka fundamental. Langkah besar mereformasi perekonomian agar kepercayaan investor akan ekonomi kita bisa pulih.