Pelemahan rupiah dan gejolak di bursa saham global telah menghanguskan segala pertumbuhan selama beberapa tahun. Boleh dibilang masa-masa suram dalam berinvestasi di pasar saham. Tidak sedikit mereka yag bermain di jangka pendek dan menengah mengalami kerugian.
Lihat saja mereka yang mengoleksi saham sejak setahun yang lalu, harus mengubur mimpi untuk menuai “panen” atas investasinya di slot saham yang telah dikoleksinya. Penurunan hampir 10 persen lebih hanya terjadi dalam sekejab, suatu resiko di pasar saham tapi yang ini sudah keterlaluan. Bursa pastinya akan balik atau rebound, tapi dengan kejatuhan yang dalam berarti terlihat ada yang tak beres di perusahaan emiten tersebut atau kondisi perekonomian.
Biasanya perusahaan yang go publik akan bisa diketahui dengan cepat prospeknya, namun tidak untuk kondisi Negara. Banyak faktor yang mempengaruhinya, sehingga bila sesuatu di luar perhitungan, maka investor di bursa saham akan mencari cara aman alias kabur. Ini yang terjadi saat aksi jual besar-besaran dan tak terlihat ada yang kembali saat buyback dilakukan.
Keluarnya grup investor dalam jumlah besar, bisa diketahui dari karakter dan faktor yang dilihatnya. Mereka menjadi bagian dari pertumbuhan investasi di bursa, ketiadaan mereka bisa jadi akan membuat laju pertumbuhan bursa menjadi sangat lambat. Dengan kata lain perekonomian akan semakin lesu.
Memang investor asing yang selama ini menjadi motor penggerak bursa. Sebelumnya saat harga komoditas masih tinggi-tingginya, investor domestik bersaing dengan investor asing. Namun kondisi ini berbalik, sejak harga komoditas anjlok, maka peranan investor asing kembali naik.
Masa suram di bursa saham akan bisa bertahan cukup lama, selama investor asing belum berminat untuk masuk. Boleh dibilang pertumbuhan investasi di bursa saham akan berjalan lambat, tanpa kehadiran investor asing. Ini yang menjadi kunci dari otoritas bursa untuk mengairahkan kembali bursa saham dari kelesuan.
Tentu saja otoritas bursa tidak berdiri sendiri, ada peran pemerintah yang sangat besar dalam menggerakan perekonomian untuk menarik investor asing. Memang perekonomian kita yang komsumtif dan bergantung pada harga komoditas, sudah ketemu batunya. Hanya dengan perubahan kebijakan segala kelesuan ekonomi ini akan bisa membaik sekaligus bisa kembali menggerakan pertumbuhan di bursa saham.