Posisi rupiah terus mengalami pelemahan, meski otoritas keuangan dan pemerintah berjibaku menahannya. Bisa jadi belum mencapai titik keseimbangan, sehingga rupiah akan terus melemah. Hal ini karena memang kondisi ekonomi domestik yang masih lesu, dan belum menunjukan tanda-tanda perbaikan.
Berbagai usaha terus dilakukan untuk memecah kebuntuan persoalan rupiah. Nampaknya kebijakan ekonomi yang dikeluarkan tak juga menghasilkan efek yang signifikan. Bisa jadi kondisi rupiah sudah demikian akut di luar perkiraan.
Bila melihat selama ini sikap pemerintah yang selalu optimis, sebenarnya gejolak rupiah bukan masalah psikologis pasar, melainkan sudah fundamental. Sejak ditinggalkan oleh Sri Mulyani rupiah sudah tidak pernah kembali ke level terbaiknya. Rupiah perlahan melemah secara pasti dan mencapai puncaknya sejak setahun ini.
Pada masa Sri Mulyani menjabat menteri keuangan rupiah tampak stabil dan posisi cenderung terus menguat. Pada masa itu terjadi reformasi ekonomi dari ekonomi konsumtif menuju ekonomi produktif. Pada masa Sri Mulyani, kinerja ekspor sangat fantastik.
Dari yang selalu berada di bawah 100 milyar dollar pertahunnya, ekspor bisa digenjot menembus level psikologis 100 milyar dollar. Dari saat itu rupiah mulai terus menguat, karena didukung kinerja ekspor yang terus menguat. Penggunaan anggaran yang tepat dalam mendukung kinerja ekspor membuat ekonomi mengalami pertumbuhan yang sebenarnya.
Dari grafik nilai tukar rupiah terlihat Sri Mulyani berhasil membawa Indonesia keluar dari krisis keuangan tahun 2008. Rupiah terus menguat, dengan kinerja ekspor yang terus menguat pada tahun 2010 sudah diatas 150 milyar dollar dan tembus 200 milyar dollar pada tahun 2011. Namun sesudah itu kinerja ekspor mulai menurun, seiring rupiah yang semakin melemah secara pasti.
Dari grafik ini memang Sri Mulyani cukup berjasa membawa rupiah menguat dari krisis 2008 yang sempat tembus 12 ribu perdollar menjadi kisaran 8-9 ribuan perdollar. Kuncinya memang pada kinerja ekspor yang terus menguat, sehingga rupiah ikut menguat.
Meski pemerintah sekarang tak mampu membujuk beliau untuk balik, harusnya bisa belajar dari yang beliau lakukan. Perbaiki kinerja ekspor dengan segera, karena ini menjadi kunci untuk menahan pelemahan rupiah. Buktinya Sri Mulyani mampu membawa dollar yang sempat 12 ribu ke kisaran 8-9 ribuan.