Investor Asing masih wait n see

06 September 2015

Dari rasio transaksi investor asing saat ini di bursa saham, nampak porsinya masih lebih rendah dari rata-rata pertahunnya. Ini menandakan investor asing masih enggan untuk masuk. Mereka cenderung wait n see, karena memang belum ada sentiment positif di pasar.

Terlihat investor asing masih menunggu kebijakan lebih lanjut yang akan diberikan oleh tim ekonomi. Setelah kejatuhan pada black Monday yang lalu, investor asing nyaris belum kembali. Mereka rata-rata masih mencatatkan net sell, dan berusaha pergi dengan keuntungan apa adanya.

Meskipun sebenarnya masih rugi saat menjualnya, nampaknya agak tertolong dengan aksi buyback oleh beberapa perusahaan emiten. Memang ini yang ditunggu untuk bisa jual untung. Selebihnya mereka belum berani untuk masuk, kondisinya masih belum pulih.

Salah satu yang masih ditunggu adalah kenaikan suku bunga amerika dan respon pemerintah atas kenaikan tesebut. Bisa jadi akan ada dua opsi, dan dua kondisi dari opsi tersebut. Bila langkah pemerintah tepat, maka investor asing akan masuk dan bursa bergairah kembali.

Namun bila kebijakan pemerintah tak sesuai dengan keinginan pasar, maka investor asing ini akan terus net sell. Memang momen ini bisa menjadi peristiwa yang sangat krusial, karena tindakan pemerintah setelah kenaikan suku bunga amerika akan menjadi tonggak penting kebangkitan atau kehancuran ekonomi. Meskipun pasar juga akan siap bila kebijakan yang diambil nantinya setengah-setengah.

Ini bisa jadi karena kebjakan pemerintah akan cukup sulit untuk memuaskan pasar. Dari apa yang dilakukan sebelumnya dalam menghadapi krisis di cina, pemerintah sering tidak siap dan adem ayem dalam menghadapi kondisi eksternal. Pemerintah diyakini terlalu pede dengan indikasi makro dan kebijakan proyek infrastruktur yang akan dijalankan.

Padahal ini sudah diragukan banyak kalangan akan bisa memperbaiki kondisi ekonomi dengan cepat. Pelemahan rupiah yang cukup dalam, banyaknya PHK dan daya beli yang menurun, tidak bisa diselesaikan hanya dalam waktu yang singkat. Pondasi atau kiblat yang dipilih oleh pemerintah, masih berdasar pada pertumbuhan ekonomi konsumtif. Ini yang masih diragukan oleh para investor maupun dunia usaha.
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »
logo
Copyright © 2013-2015. Analisa Investasi - All Rights Reserved
-->