Meski IMF di masa lalu meninggalkan kesan buruk bagi perekonomian kita. Ternyata mereka memiliki pandangan yang sama dengan sisi pandang investor dalam melihat perekonomian Indonesia. Memang ada banyak hambatan yang membuat ekonomi rupiah tumbuh lambat sekali.
Di depan civitas UI, Christine Lagarde managing director dari IMF ini memberikan resep agar Indonesia bisa tumbuh dengan pesat. Saran itu antara lain memperbaiki jalur distribusi barang dan jasa agar lebih murah, lalu penyediaan listrik yang murah, perbaikan industri manufaktur, reformasi birokrasi, dan meningkatkan daya saing produk perdagangan atau ekspor. Memang dari semua resepnya tersebut merupakan kelemahan yang dimiliki oleh Indonesia.
Indonesia memiliki masalah infrastruktur yang sangat buruk, bahkan sudah bertahun-tahun menjadi corcern para investor. Setiap investor yang mau masuk, selalu memiliki keluhan yang sama, minimnya infrastruktur pendukung. Ini juga pernah dirangkum oleh lembaga keuangan kredibel, bahwa infrastruktur adalah penghambat pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Kondisi Indonesia yang terpisah oleh lautan memang menyebabkan jalur distribusi barang dan jasa tidak seragam dan tidak murah. Ini pula yang menyebabkan inflasi yang tiap bulan menjadi momok perekonomian Indonesia. Gejolak harga bahan pangan, tak lebih dari persoalan distribusi yang kurang baik.
Sudah lama persoalan birokrasi juga menjadi penghambat lajunya pertumbuhan ekonomi. Birokrasi kita yang seperti proyek padat karya ini, hanya menjadi beban bagi perekonomian. Menjadi penghambat dari setiap pergerakan untuk mempercepat proses investasi maupun system perdagangan di Indonesia.
Ruwetnya perijinan juga membuat banyak masalah di logistik maupun system perdagangan. Tidak heran Indonesia selalu berkutat pada masalah yang sama dari tahun ke tahun. Namun ini juga sering menjadi senjata politis bagi petualang politik.
Indonesia juga memiliki pasar domestik yang besar, amat sayang bila hanya menjadi pasar dari bangsa lain. Disini perlunya perbaikan industri manufaktur dengan factor pendukung yang memadai. System ekonomi konsumtif sudah harus bertransformasi menjadi system ekonomi yang produktif, ekonomi yang berorientasi pada barang produktif dan bukan bahan komoditas lagi.