Penetapan harga BBM menjadi isu yang sensitif. Sudah cukup lama perubahan harga BBM selalu menimbulkan dilema dan polemik. Ini membuat pemerintah gamang untuk melangkah, dan tidak konsisten dengan kebijakan yang dilakukan.
Saat subsidi BBM dihapus harusnya harganya mengikuti pasar. Namun saat harga minyak dunia turun, pemerintah tak kunjung merubah harganya. Ini membuat masyarakat dan dunia usaha merasa terbebani.
Apalagi dengan kondisi ekonomi yang melambat, dunia usaha dan masyarakat membutuhkan ruang untuk bernafas. Bukannya malah mendapatkan tekanan lebih berat dari harga BBM yang lebih mahal dari harga pasar. Pemerintah nampaknya takut merubah harga yang ada dengan alasan harga minyak yang naik turun.
Apalagi dengan rupiah yang fluktuatif, maka semakin sulit dicari formula yang tepat untuk menentukan harga BBM. Seperti kasus sebelumnya saat harga BBM dibiarkan mengikuti harga pasar, maka terjadi gejolak di sektor riil. Sudah bukan rahasia saat harga BBM naik maka harga barang lainnya bergejolak.
Namun anehnya saat harga BBM turun, harga lainnya tak kunjung turun atau lama turunnya. Ini membuat pemerintah serba salah dan kawatir dengan angka inflasi yang sedang dimonitor secara ketat. Seperti diketahui inflasi sudah cukup tinggi gara-gara penghapusan subsidi kemarin.
Nampaknya memang pola harga BBM naik turun ini tidak sesuai dengan kondisi perekonomian kita. Ekonomi kita masih rentan oleh gejolak, dengan banyak indikator yang masih fluktuatif. Salah satunya ya mata uang rupiah yang menjadi acuan penetapan harga BBM.
Ada semacam ambigu saat pemerintah bilang rupiah undervalue, tapi tak mau menetapkan harga BBM berdasarkan nilai asumsi rupiah dalam APBN. Standar ganda inilah yang membuat penetapan harga BBM menjadi tidak ekonomis dan menimbulkan keraguan di pasar maupun dunia usaha.
Ada semacam ambigu saat pemerintah bilang rupiah undervalue, tapi tak mau menetapkan harga BBM berdasarkan nilai asumsi rupiah dalam APBN. Standar ganda inilah yang membuat penetapan harga BBM menjadi tidak ekonomis dan menimbulkan keraguan di pasar maupun dunia usaha.
Justru dengan penghapusan subsidi dan menyerahkan harga BBM ke pasar malah membuat indikator baru yang fluktuatif. Ini tentunya menjadi hambatan dalam mengontrol inflasi. Dilemma inilah yang membuat pemerintah tak kunjung merubah harga BBM.
Padahal ini sama saja dengan rakyat dan dunia usaha yang mensubsidi pemerintah dengan harga BBM yang mahal. Sesuatu yang tidak akan terjadi seandainya pemerintah tidak menghapus subsidi BBM secara total. Ada langkah moderasi dalam subsidi BBM, dengan menetapkan harga BBM di bawah harga pasar. Ini dengan acuan harga akan stabil saat harga minyak dunia turun, soalnya trennya memang harga minyak dunia lagi turun untuk jangka waktu yang lama.