Banyak pengamat, ahli ekonomi maupun pemerintah percaya bahwa penguatan dollar terhadap rupiah akan berhenti setelah suku bunga amerika dinaikan. Namun tidak sedikit yang pesimis bahwa penguatan dollar akan terus berlanjut. Ini mengingat pondasi ekonomi rupiah sangat buruk.
Pemerintah selama ini selalu menunjuk isu kenaikan suku bunga amerika sebagai dalang dari pelemahan rupiah. Bila ini dilihat pada grafik pelemahan rupiah, sebenarnya tundingan pemerintah ini tidak sepenuhnya benar. Soalnya rupiah sudah melemah sejak tahun 2012, sejak kinerja ekspor Indonesia jatuh.
Hanya memang pelemahan rupiah atau penguatan dollar ini mengalami akselerasi saat isu kenaikan suku bunga amerika dinaikan. Ada atau tidaknya isu itu, dollar akan terus menguat terhadap amerika. Ini karena memang struktur ekonomi Indonesia sudah rapuh sejak 2012, sejak ditinggalkan oleh Sri mulyani ke world bank.
Ekonomi Indonesia boleh dibilang mengalami keemasan sejak diarsiteki oleh Sri Mulyani. Terjadi reformasi keuangan, birokrasi, dan perbaikan sektor riil hingga kinerja ekspor tembus level psikologis. Kinerja ekspor menurun saat terjadi krisis moneter 2008, tapi kembali melesat menembus level psikologis 200 milyar dollar.
Kondisi ini juga diikuti dengan mata uang rupiah yang terus menguat terhadap dollar. Lihat di grafik, sejak 2008 rupiah menguat terus sampai menembus level 8 ribuan pada tahun 2011. Begitu Sri Mulyani dilengserkan, tampak reformasi ekonomi praktis berhenti, kinerja perdagangan menurun dan rupiah terus menurun sampai sekarang.
Disini terlihat sekali ada shifting atau pergeseran besar dalam kebijakan ekonomi semenjak ditinggalkan oleh Sri Mulyani. Dari ekonomi produktif berorientasi ekspor berubah menjadi ekonomi konsumtif. Tentunya ini menjadi awal penguatan dollar terhadap rupiah.
Lihat tabel neraca perdagangan dan pelemahan rupiah, akan terlihat pola yang sama. Rupiah mengalami puncaknya di 8 ribuan saat kinerja ekspor tembus 200 milyar dollar. Ini rekor tertinggi dalam sejarah Indonesia, karena setelah itu kinerja perdagangan jeblok dan terjadi defisit yang semakin besar.
Jadi dengan kenaikan suku bunga amerika, tidak akan menghentikan penguatan dollar terhadap rupiah. Dollar akan terus menembus level psikologis dan lebih kuat dari mata uang rupiah. Kecuali terjadi pergeseran kebijakan ekonomi Indonesia, dari konsumtif ke produktif.
Apapun yang dilakukan pemerintah dengan kebijakan ekonomi atau paket September yang diagungkan itu, tidak akan bisa menahan penguatan rupiah. Mungkin saja akan ada kondolidasi setelah suku bunga amerika naik, namun itu tidak lama, sesudah itu dollar akan terus menguat, kecuali pemerintah merubah kebijakan ekonominya. Jadi koleksi dollar lebih menguntungkan karena akan terus menguat.