Terjadi pergeseran di bursa saham, biasanya investor asing melakukan aksi jual dan investor domestik membelinya. Maka hari ini terjadi kebalikannya, Investor asing mulai masuk dan memburu saham yang sudah murah harganya. Sedang investor domestik ramai-ramai melakukan aksi jual dan memburu dollar.
Ini nampaknya bisa dilihat dari permintaan dollar yang tidak turun meski investor asing pada masuk ke bursa saham. Hal ini karena memang investor domestik pada memanfaatkan momen menunggu kenaikan suku bunga amerika dengan memburu dollar. Diperkirakan memang posisi rupiah akan tertekan menjelang berita kenaikan suku bunga amerika.
Meskipun kabar tersebut masih belum pasti, diperkirakan besar kemungkinan akan ada kenaikan suku bunga amerika. Ini melihat dari sentiment yang berkembang, seakan tidak ada sesuatu yang bisa menghentikan Janet menaikan suku bunga amerika. Indikator yang berkembang memang lebih condong kearah sana, meski cina bisa saja melakukan langkah “licik” di antaranya, termasuk kemungkinan mendevaluasi yuan kembali.
Kondisi IHSG sebenarnya sudah positif sejak awal dibuka dan kurvanya nampak stagnan. Ini sesungguhnya cukup aneh dengan berbaliknya aksi jual ke investor domestik dan aksi beli ke investor asing. Meskipun sebenarnya porsi investor asing ini sudah mulai menyusut dan meningkatnya dominasi investor domestik. Terlihat berbaliknya arah ini, membuat bursa menjadi stagnan, meski masih dalam posisi positif.
Justru sejak dari awal rupiah sudah sangat tertekan, dengan permintaan dollar yang semakin meningkat. Posisi rupiah terhadap dollar memang masih berada dalam kisaran sempit. Namun banyak kemungkinan rupiah akan tembus level psikologisnya kembali.
Dari pengamatan beberapa kalangan, nampak terjadi pesimis dalam melihat efek paket kebijakan ekonomi dalam waktu dekat. Ini mengingat arahnya masih belum jelas dan implementasinya juga masih digodok. Besar kemungkinan semua ini masih menunggu berita kenaikan suku bunga amerika, dengan berharap sesuatu keajaiban akan terjadi.
Kondisi bursa sendiri sudah bersusah payah untuk balik sejak “black Monday” yang lalu. Banyak aksi buyback oleh emiten sehingga bisa menahan kejatuhannya lebih dalam. Padahal investor asing masih terus-terusan melakukan aksi jual, besar kemungkinan perubahan pola investor asing ini masih dalam rangka profit taking dan masih belum dikategorikan perubahan yang fundamental.