Pelemahan rupiah yang cukup dalam, mulai merembet ke harga produk ritel yang mulai terkerek naik. Masyarakat nampaknya mulai mengeluhkan kenaikan pada beberapa produk di swalayan atau supermarket. Naiknya sih tak seberapa, tapi semua items yang dibeli mengalami kenaikan.
Mulai dari produk mamin, seperti susu bubuk, dari segala merek sudah menaikan harganya di kisaran 2 ribu sampai lima ribu. Ini tergantung pada berat produk maupun merek susu. Semakin berat kemasan produk susu, tentunya kenaikannya akan lebih tinggi.
Demikian pula dengan beberapa produk kesehatan, seperti odol dari berbagai merek sudah mengalami kenaikan. Selisih dengan harga sebelumnya bisa dari seribu sampai tiga ribu. Tergantung merek dan berat atau isi kemasan odol tersebut.
Mungkin produk mamin ataupun kesehatan tersebut memiliki bahan baku impor, sehingga wajar mengalami kenaikan seiring menguatnya dollar. Tidak ada berita yang pasti tentang besaran kenaikan ini, soalnya di tingkat ritel ini berarti sudah ada kenaikan sebelumnya dari agen maupun distributornya. Besar kemungkinan kenaikan produk ritel ini akan mengerek angka inflasi bulanan.
Meskipun sebenarnya untuk produk ritel ini tidak seberat bahan kebutuhan pokok yang jumlah konsumsinya setiap hari. Namun cukup memberatkan pula anggaran belanja masyarakat. Apalagi dengan daya beli yang belum pulih selama beberapa bulan terakhir.
BPS juga memperkirakan kenaikan inflasi bulan ini, seiring kasus harga daging sapi yang belum kunjung usai. Meskipun harganya sudah cukup stabil dan turun, tapi masih di kisaran harga yang tinggi dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Dan kasus daging sapi ini tidak sendiri, ada bahan kebutuhan pokok lainnya yang juga mengalami gejolak harga, seperti cabai, dan produk pertanian yang mengalami penurunan produksi akibat kekeringan.
Memang pelan tapi pasti angka inflasi akan naik dan ini semakin berat dengan pelemahan rupiah yang cukup dalam. Boleh jadi dalam sebulan ini anjloknya sudah lebih dari dua persen, terparah dan juga menembus level psikologis. Agaknya dampak pelemahan rupiah ini sudah mulai terasa akibatnya pada kebutuhan hidup masyarakat.
Bila ada yang beranggapan hanya mereka yang suka beli produk impor akan merasa pusing, tapi sebenarnya itu tidak sepenuhnya benar. Hampir tidak ada kebutuhan pokok yang tidak impor, dan itu naik seiring menguatnya dollar atau pelemahan rupiah.