Tidak ada angka yang pasti yang bisa mengkonfirmasi besarnya biaya menjadi dokter. Soalnya ada jalur yang berbeda yang bisa ditempuh untuk menjadi dokter, dan ini ditentukan pula oleh otak, uang serta nasib. Bukan berarti profesi dokter ini bisa dibeli, tapi memang biaya yang harus dikeluarkan bisa selangit.
Wajar bila saat lulus dan bisa buka praktek, tarifnya tidak ada yang murah. Soalnya buat balik modal atas investasi yang sudah dikeluarkan. Bisa jadi butuh waktu lama agar bisa balik modal, soalnya itu tadi kembali pada otak, uang dan nasib.
Untuk calon dokter yang masuk jurusan kedokteran di perguruan tinggi negeri lewat jalur prestasi, maka bisa lebih irit dari mereka yang melalui jalur istimewa atau sumbangan pendidikan. Soalnya dari sini saja nilainya sudah ratusan juta, di perguruan tinggi negeri kelas satu, biaya sumbangan pendidikan bisa mencapai minimal hampir satu milyar. Memang ini jalur khusus atau jalur sumbangan pendidikan, yang bisa dilakukan tanpa perlu tes masuk.
Namun biaya lewat jalur khusus ini bisa lebih ringan pada perguruan tinggi negeri kelas dua atau di bawahnya. Tentunya dengan tingkat kepercayaan publik yang lebih rendah bila dibandingkan mereka yang lulusan PTN kelas satu. Semua tahu mana saja jurusan kedokteran di PTN yang masuk kelas satu.
Persaingan untuk menjadi dokter memang sangat ketat, meskipun masyarakat tahu biaya untuk menjadi dokter tidaklah sedikit, tapi demi prestise dan gengsi berapapun akan dibeli. Dan ini dimanfaatkan oleh pengelola jurusan kedokteran ini, makanya ada istilah ujian masuk jurusan kedokteran yang dikenal dengan jalur prestasi, yang persaingannya sangat ketat. Lalu ada lagi jalur sumbangan pendidikan atau jalur khusus yang besarannya tiap tahun selalu naik, diperkirakan angkanya sudah di kisaran milyar untuk PTN kelas satu.
Biaya untuk masuk saja memang sangat besar, bila lewat jalur khusus. Lalu saat menempuh kuliah, juga akan dikenakan biaya yang tidak sedikit. Ada lips servis bahwa biaya jurusan kedokteran persemester Cuma 5-10 juta saja. Inipun bisa lain dengan biaya tambahan yang akan sulit dihitung saat praktikum atau kegiatan perkuliahan lainnya. Dalam empat tahun biayanya bisa tak terduga, ada yang bilang bisa mencapai angka 250-500 juta.
Sehabis empat tahun kuliah dan dinyatakan lulus akan menyandang gelas dokter muda atau DM. Mereka ini sudah masuk tahap praktek di rumah sakit selama dua tahun, itupun kalau lulus. Ada yang bisa lebih dari itu, meskipun dia termasuk mahasiswa/wi yang pintar atau jenius. Saat praktek di rumah sakit ada factor X yang membuat seseorang harus sabar dalam melalui semua hambatan non teknis, bila konditenya jelek bisa saja di DO dan selamanya tidak bisa menjadi dokter.
Biaya praktek dua tahun di rumah sakit ini ada yang pernah menghitung 200-300 juta. Inipun tergantung tipe rumah sakit, biaya hidup di kota tersebut dan hal non teknis lainnya. Baru bila bisa melalui semua ini, maka akan diwisuda dengan gelar dokter dan inipun belum bisa langsung praktek. Masih ada jalur lagi untuk mendapatkan ijin praktek, biasanya harus mengikuti kerja dinas, baru bisa mendapatkan ijin praktek.
Jadi memang tidak mudah dan murah untuk menjadi dokter, investasinya bisa sangat besar dan hasilnya belum tentu seimbang dengan apa yang sudah diinvestasikan. Makanya kalau ada dokter yang buka praktek dengan tarif gratis, mungkin dia malaikat yang sesungguhnya.