Pertumbuhan ekonomi RI memang masuk tiga besar di kelompok Negara G20. Namun ironinya inflasinya lebih tinggi dari nilai pertumbuhan. Tentu ini pertumbuhan semu, bahkan bisa disebut sebagai suatu kemunduran. Kenapa ini bisa dibanggakan?
Pelaku usaha memiliki data yang sesuai dengan kenyataan, sangat wajar memberi nilai minus pada investasi di Indonesia. Bila pemerintah bangga dengan angka pertumbuhan yang masuk tiga besar di Negara G20, sebaiknya ungkapkan data dan indikator ekonomi secara keseluruhan dan lengkap. Jangan parsial dan ambil baiknya saja.
Pertumbuhan 4,7 persen di semester pertama, tidak ada artinya bila dibandingkan dengan angka inflasi yang meroket di 7 persen lebih. Ini artinya ada pertumbuhan semu, bahkan bisa disebut sebagai penyusutan. Justru Negara lain yang lebih rendah pertumbuhan ekonominya, tapi bisa menekan angka inflasi lebih rendah, maka Negara tersebut jauh lebih baik dari Indonesia.
Memang sangat rhetoric dan pencitraan, wajar bila rupiah tak kunjung menguat, bahkan semakin melemah. Kondisi ekonomi secara realita sangat jauh dari data yang dimiliki oleh pemerintah. Ada kemungkinan data pemerintah ini tidak diupdate dengan baik, atau mengalami manipulasi data.
Soalnya ada pertumbuhan, namun inflasinya tinggi. Justru bagi pelaku bisnis lebih percaya lembaga investasi dalam melihat prospek ekonomi. Situasinya memang tidak kondusif dan membawa penurunan dalam berinvestasi.
Harusnya pemerintah tidak ngotot dengan data yang tidak sesuai dengan realita atau mencari alasan atau kambing hitam pada faktor eksternal. Pemerintah harusnya realistis dalam menjabarkan data ke publik. Masyarakat sudah tahu akan kondisi negeri ini, mereka sudah cukup bersabar dengan membantu memulihkan ekonomi ini dengan cara mereka.
Jangan ungkapkan data yang baik-baik saja, sedang data yang jelek disembunyikan. Ini adalah pembodohan pada publik. Justru dengan terus terang akan diperoleh rasa berbagi oleh publik, karena bagaimanapun masyarakat yang merasakan pelemahan rupiah ini.
Mereka yang menanggung semua naiknya harga-harga kebutuhan pokok. Sebaiknya pemerintah lebih realistis dan memberikan langkah yang konkret dalam mengatasi pelemahan rupiah ini.