Beberapa pabrikan mobil sudah mengisyaratkan akan menaikan harga jual produknya. Sekaligus mulai mengurangi target produksi mengacu dari hasil penjualan sebelumnya. Memang kondisi ekonomi masih lesu dan belum menuju kearah perbaikan.
Meskipun dari nota keuangan yang dipaparkan, terlihat ada keraguan akan prospeknya dalam mendorong penjualan mobil. Ini karena data atau asumsi yang dipatok pemerintah masih tidak realistis. Bagi pabrikan tentunya tak mau terlalu banyak mobil yang menjadi stok di gudang akibat lambatnya penjualan.
Kondisi ini pula yang memaksa sebuah pabrikan mobil tutup dengan meninggalkan stok yang masih cukup banyak. Memang ada beberapa pabrikan mobil yang masih menyimpan stok tahun lalu untuk dijual tahun ini. Perkiraan atau target penjualan yang dipatok memang meleset dari kenyataan.
Melemahnya rupiah, inflasi tinggi dan turunnya daya beli masyarakat membuat hasil penjualan mobil tidak menggembirakan. Cenderung stagnan dan menurun, sangat jauh dari kapasitas produksi mobil yang sebenarnya. Suatu investasi yang tidak menguntungkan, dengan tidak bisa menghasilkan dengan kapasitas yang penuh.
Kondisi inilah yang membuat banyak pabrikan mulai mengatur harga, meskipun untuk mobil cuci stok atau gudang ini akan memakai harga lama. Namun diketahui diler sudah menaikan harga baru dari rilis baru pada mobil yang datang. Persaingan memang ketat, hingga kenaikan harganya tak terlalu besar.
Ini karena mobil baru juga bersaing dengan mobil bekas yang lebih ekonomis harganya. Beberapa mobil bekas, bahkan mulai banting harga menghadapi penurunan permintaan mobil. Namun buat mobil baru akan sulit dilakukan, dengan rupiah yang melemah, beberapa komponen mobil yang masih impor akan membebani biaya produksi.
Meskipun beberapa masih memakai stok lama, tapi tak ayal harus disesuaikan mengikuti asumsi kurs yang berlaku. Memang dilemma bagi pabrikan mobil yang masih impor komponennya, mereka tidak bisa leluasa menjual produk mereka. Kebanyakan hanya menunggu inden atau pesanan yang masuk.
Bila kondisi ekonomi tidak mengalami perbaikan, bisa-bisa batas psikologis penjualan mobil satu juta pertahunnya bakal sulit tercapai. Justru serapan ekspor yang mulai menguat. Memang menandakan ada perbaikan ekonomi di luar, tapi sangat lambat di dalam negeri.