Gejolak di bursa saham beberapa waktu yang lalu, membuat kerugian yang cukup banyak. Baik investor maupun emiten merasakan kenaikan sahamnya bisa hangus hanya dalam sekejab. Tentu saja ini merugikan bagi investor yang sudah menunggu cukup lama saham yang dikoleksinya akan “berbuah”.
Bagi emiten mungkin tenang-tenang saja, justru mereka bisa buyback dan memperoleh sahamnya kembali dengan harga murah. Kondisi inilah yang sering ditakutkan oleh investor. Panik di bursa saham yang bisa menyeret pada kerugian yang sangat besar.
Biasanya investor memang diarahkan untuk lebih sabar, mengambil saham untuk jangka menengah atau panjang, bisa 4-5 tahun. Padahal dalam waktu itu bisa saja bursa bergejolak dan hangus penantian panjang tersebut. Disini ada pelajaran, jangan menunggu harga saham menjadi “matang” lewat perjalanan waktu.
Justru harus dilakukan evaluasi akan tingkat pertumbuhan dan tentukan kondisinya pantas untuk jual atau tidak. Cara ini jauh lebih baik daripada investasi lewat batas waktu yang belum tentu menguntungkan. Ingat bursa saham akan selalu bergejolak disinilah letak sebuah peluang.
Juga bagi yang memang suka mengoleksi saham untuk mendapatkan dividen, harusnya anjloknya bursa bukan menjadi masalah. Persoalannya kadang sangat sulit harga saham bisa kembali ke posisi semula. Juga kadang emiten sangat pelit dalam menyisihkan keuntungan untuk dividen.
Misal bila tahun ini dibagikan deviden, maka tahun depan belum tentu. Saham perusahaan model gini harusnya sudah layak untuk dijual. Jadi selalu lakukan evaluasi atas kematangan sebuah saham dalam memberikan dividen dan berapa rasio yang diberikan setiap tahunnya.
Persoalaan lain saat panik aksi jual di pasar saham. Investor cenderung menjual dengan harapan akan membeli dengan harga yang lebih murah. Ini yang sering sulit untuk diterka, karena seringkali saat terjadi kejatuhan akan diikuti dengan rebound dan jatuh lagi. Tentunya sulit sekali mengukur seberapa dalam harga saham tersebut akan menemui titik kesimbangannya.
Saat panik aksi jual memang lebih baik membuang saham lapis dua dan mengoleksi saham lapis satu. Langkah ini jauh lebih baik daripada menjual keduanya atau mengoleksi keduanya. Pertimbangannya ada di rasio harga yang lebih menguntungkan.