Industri Indonesia dikenal memiliki biaya tinggi, hingga sulit bersaing dengan produk luar. Salah satu penyebabnya adalah jalur distribusi yang mahal. Maka pembangunan jalur kereta di berbagai tempat mungkin akan berguna, namun perlukah membangun kereta cepat untuk saat ini?
Kalau melihat pada target yang dipatok, terlihat begitu ambisi dan ingin memiliki kereta cepat dengan segera. Padahal investasinya tidak sedikit dan urgensinya mungkin masih bisa dipertanyakan. Banyak kalangan percaya, bahwa kereta cepat ini merupakan proyek mercusuar yang belum begitu mendesak.
Gejolak rupiah yang belum mereda dan kondisi fiskal yang masih sakit, nampaknya tak mampu menahan ambisi memiliki kereta cepat dengan segera. Padahal proyek kereta cepat ini bisa memberatkan kondisi fiskal. Bisa membuat perekonomian menjadi lebih suram.
Mungkin ada perbedaan data antara pemerintah dengan beberapa ahli ekonomi tentang proyek kereta cepat ini. Pro-kontra bisa saja terjadi saat data yang didapat berbeda, meskipun tidak menutup kesamaan adanya perbedaan mendasar dalam membangun perekonomian. Pada tim ekonomi saat ini terlihat dengan membangun akan menyelesaikan semua persoalan ekonomi, maka tidak heran munculnya beragam proyek infrastruktur, salah satunya kereta cepat.
Padahal bila dilihat kondisi perekonomian tidak memungkinkan untuk mengakomodasi seluruh proyek infrastruktur tersebut. Juga pemerintah nampaknya kurang bisa menghitung efek pembangunan infrastruktur bagi perkembangan industri dan perekonomian rupiah. Semua ini membuat ada perbedaan pandangan tentang urgensi pembangunan kereta cepat dibandingkan angkutan masal yang lebih murah.
Masalah inflasi yang cukup tinggi sebenarnya juga disebabkan jalur distribusi barang dan jasa yang mahal. Diragukan sumbangsih kereta cepat dalam menurunkan biaya distribusi barang dan jasa yang mahal ini. Mungkin kereta cepat ini malah akan meningkatkan biaya transportasi, Karena belum diketahui berapa tarif perjalanan kota-kota yang dilalui kereta cepat tersebut.
Ada semacam asumsi bahwa pemerintah tidak melihat kondisi fiskal saat ini sebagai sebuah ancaman. Apalagi dengan pembangunan infrastruktur besar-besaran yang memungkinkan merusak tata perekonomian yang sudah membaik sebelumnya. Sungguh disayangkan bahwa perjalanan panjang membangun perekonomian yang sudah membaik, dihancurkan hanya dalam sekejab.