Pada saat ekonomi sedang krisis, lebih baik jangan jual reksadana yang sedang dikoleksi. Lebih baik pertahankan dan ubah jangka investasi dari menengah menjadi jangka panjang. Aksi jual hanya boleh dilakukan bila reksadana sudah cukup mature atau puncak nilainya.
Kondisi ini harus disikapi sampai sejauh mana krisis ini berada. Bila krisis diperkirakan dalam waktu setahun, maka perlu dirubah jangka waktu investasi reksadana. Ubah dari menengah ke jangka panjang. Ini tentunya untuk jenis reksadana saham dan produk, sedang bagi reksadana penghasilan tetap bisa saja dijual bila dibutuhkan.
Memang dalam kondisi krisis biasanya reksadana berpendapatan tetap akan bisa bertahan. Namun dalam kondisi ini tidak untuk reksadana saham, kadang pertumbuhannya bisa minus dalam waktu krisis tersebut. Apa yang bisa diperbuat adalah menahan aksi jualnya.
Mungkin saja rugi atau menurun nilainya dalam satu dua tahun, namun saat menuju ke lima tahunan, bisa tumbuh dengan cepat. Disini yang menjadi persoalan saat memiliki reksadana campuran, biasanya akan serba salah. Mau dijual rugi, dipertahankan juga rugi.
Dalam hal ini coba lihat porsi reksadana campuran ini, pelajari jenis investasi di prospektusnya. Bila memungkinkan tetap pertahankan, karena saat krisis memang tidak menguntungkan untuk redemption. Jual hanya memang tidak memiliki prospek sama sekali ke depannya.
Juga jangan mudah terpengaruh oleh aksi jual yang dilakukan orang lain. Pelajari propektusnya dengan seksama, lihat peluang yang ada saat krisis berlalu. Bila masih ada tentunya amat baik untuk dipertahankan.
Memang dalam kondisi krisis, bagi yang punya ekspektasi jangka menengah, lebih baik mengoleksi reksadana berpendapatan tetap. Ini jenis reksadana yang akan bertahan dan masih menguntungkan. Porsi ini bisa ditambah di saat krisis, sambil melihat peluang yang ada di reksadana saham.
Bila memungkinkan hanya koleksi reksadana saham perusahaan yang benar-benar kuat. Biasanya mereka akan bisa bertahan dalam jangka panjang, mungkin saja dalam jangka menengah akan stagnan, namun bisa diharapkan perkembangannya setelah krisis. Sebenarnya investasi reksadana di saat krisis cukup aman, hanya saja nilai pertumbuhannya tidak terlalu mengembirakan.