Terlalu Besar untuk Jatuh

06 July 2015

Kejatuhan bursa shanghai dalam beberapa bulan ini membuat banyak pihak kebakaran jenggot. Salah satunya otoritas Cina yang dengan sigap memburu mereka yang melakukan manipulasi pasar saham. Apakah kondisinya sudah begitu parah hingga pemerintah Cina harus turun tangan?

Bursa shanghai memang terbesar di Cina setelah Hongkong, bursa shanghai ini memiliki investor lokal yang banyak sekali. Mungkin timbul kekuatiran akan terjadinya kegaduhan bila sampai bursa shanghai ambruk terus menerus. Memang akan menjadi terlalu besar untuk jatuh.

Akibatnya mungkin bisa terjadi kerusuhan politik, bahkan lebih besar dari tragedy Tiananmen itu sendiri. Tidak heran pemerintah Cina tidak senang dengan kondisi ini, banyak para manajer investasi yang mengelola mutual fund atau reksadana yang sempat ditanyai. Mereka diduga melakukan kecurangan atau lebih dikenal inside trading, meskipun manipulasi yang mereka lakukan sudah biasa di pasar global.

Namun tidak untuk pasar modal Cina yang memiliki mayoritas pemainnya adalah rakyat kelas bawah. Banyak dari mereka hanyalah lulusan SMP, karena lebih suka bermain saham daripada bersekolah yang belum tentu kaya. Mabuk bermain di bursa ini juga dikompori oleh para ritel saham atau manajer investasi yang “dadakan”, mereka sebenarnya bukan manajer investasi yang berkualifikasi seperti kalau di sini bersertifikasi WPPE.

Mereka adalah calo atau makelar saham yang mudah dirayu untuk beli saham ini dan itu. Akibatnya mudah digiring untuk bid pada saham yang sudah digoreng. Saat sudah jenuh beli, harga saham yang digoreng ini akan jatuh atau terjun bebas. Ini yang membuat kejatuhan berkali-kali di bursa saham shanghai dan jatuhnya sangat dalam.

Kejadiannya tidak sekali, dan korbannya juga tidak sedikit. Ada yang tak tahan terlilit utang hingga bunuh diri. Mereka berani bid gede sampai lima kali batas utang mereka. Sebelum akhirnya jatuh harga saham yang dimilikinya.

Memang ada kesalahan mendasar di cara berinvestasi para kalangan bawah cina ini. Mereka tidak diberi pilihan investasi yang beragam. Akibatnya saat jatuh di satu-satunya saham mereka, maka bangkrut dengan seketika.

Padahal seandainya di mutual fund atau reksadana, ada pilihan untuk memilih beragam produk investasi yang lebih moderat. Namun terbujuk untuk cepat kaya dengan bermain saham unggulan. Padahal resikonya sangat tinggi. Tidak heran saat jatuh yang buyar impian mereka.
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »
logo
Copyright © 2013-2015. Analisa Investasi - All Rights Reserved
-->