Tabungan Berhadiah Mulai Ramai Lagi

01 July 2015

Beberapa waktu lalu BI mengeluarkan imbauan pada bank-bank untuk bijaksana dalam menarik minat masyarakat untuk menabung. Ini beralasan dengan maraknya promosi tabungan berhadiah yang mulai jor-joran hadiahnya. Bukan tidak mungkin program tabungan berhadiah ini akan membebani keuangan bank.

Bila dihitung-hitung dana masyarakat yang dikelola bank memang tidak sedikit jumlahnya. Cukup bernilai dan bermanfaat bila bisa ngendon di tabungan selama periode tertentu. Namun dengan model tabungan berhadiah, dana masyarakat ini diduga hanya lari dari satu bank ke bank lainnya.

Dana masyarakat tersebut hanya terkumpul di saat ada promosi tabungan berhadiah saja. Sehabis itu uangnya akan lari ke bank lainnya yang sedang mengadakan promosi yang sama. Kondisi begini tentunya tidak sehat dalam menarik minat masyarakat untuk menabung.

Hal ini bisa meningkatkan biaya perbankan, yang ujung-ujungnya menurunkan efisiensi pengelolaan keuangan bank tersebut. Selama ini BI sudah cukup ketat dalam mengawasi dan menjaga ketahanan bank-bank ini. Program tabungan berhadiah ini bukan cara yang baik dalam menarik minat masyarakat menabung.

Memang masyarakat akan tergiur dengan hadiah mewah yang konsumtif ini. Juga hal ini memunculkan modus baru menabung karena berhadiah. Padahal dibalik hadiah ada jebakan batman.

Ada syarat-syarat konsumtif yang harus dilakukan nasabah agar bisa ikut tabungan berhadiah. Kondisi ini jelas tidak mendidik pula dalam pengelolaan keuangan yang sehat. Harusnya BI atau OJK menegur cara-cara ini yang hanya membuat nasabah belanja dan belanja serta mengabaikan fungsi utama menabung.

Harusnya bank-bank lebih edukatif dalam mendidik masyarakat agar lebih suka menabung dan berinvestasi. Tersedian banyak pilihan produk investasi yang dimiliki bank. Ini yang harusnya dijadikan syarat untuk mengikuti tabungan berhadiah tersebut.

Nasabah harus mempunyai produk investasi di bank tersebut agar bisa mengikuti tabungan berhadiah. Ini tentunya lebih positif daripada mendidik masyarakat dengan hal-hal yang konsumtif, karena hal-hal begini tidak berpengaruh baik baik perekonomian Negara. Masyarakat konsumtif, hanya membuat pola pertumbuhan ekonomi menjadi tidak sehat, tumbuh tapi rapuh pondasi perekonomiannya.
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »
logo
Copyright © 2013-2015. Analisa Investasi - All Rights Reserved
-->