Pengaruh Krisis Utang Yunani pada Indonesia

01 July 2015

Meski Indonesia tak memiliki hubungan utang menghutang dengan Yunani, posisi Indonesia tidaklah aman. Hal ini karena Indonesia memiliki pola pengelolaan utang yang buruk pula. Bisa jadi Indonesia akan senasib dengan Yunani, bila tak hati-hati dalam mengelola kondisi fiskal ke depannya.

Selama ini Indonesia menambah utangnya tiap tahun dengan alasan untuk membangun. Padahal porsi anggaran terbesar habis untuk pos konsumtif, ambil contoh saja gaji pegawai dan belanja konsumtif lainnya. Sedang untuk pembangunan kecil sekali porsinya, bahkan boleh dibilang kalah dengan belanja konsumtif.

Ini tentunya tidak sehat dalam pengelolaan utang, karena utang berbunga. Tentunya kemampuan membayarnya akan semakin berkurang dengan model utang yang tidak produktif. Kondisi ini sebenarnya sudah tercermin dari rupiah yang semakin menurun dan tidak kompetitif lagi.

Beban utang dari tahun ke tahun semakin naik dan membebani anggaran Negara. Maka wajar tiap tahun pemerintah menambah utangnya. Kondisi ini berjalan terus menerus dengan posisi utang yang semakin besar jumlahnya.

Harusnya Indonesia mulai belajar dari banyak Negara yang tak mampu membayar hutangnya. Tidak saja Yunani, Puerto rico, Venezuela, sudah menyusul menjadi pasien IMF. Bukan tidak mungkin Indonesia kembali jadi pasien IMF bila tidak cermat pada kondisi fiscal yang ada.

Lihat saja inflasi yang tinggi, diikuti penurunan nilai mata uang rupiah, semakin membuat kemampuan bayar hutangnya lebih berat. Saat inflasi tinggi harusnya diikuti dengan pemangkasan belanja Negara. Namun hal ini tidak dilakukan, bahkan semakin diperbesar dengan menambah rasio utang terhadap PDB semakin besar.

Harusnya lebih ketat anggarannya daripada hanya mengeluarkan aturan-aturan proteksionisme pada rupiah. Justru langkah ini semakin memperberat dunia usaha, yang pada akhirnya banyak investasi dan modal yang lari keluar negeri. Selama ini pemerintah acuh dan menganggap remeh indicator yang ada.

Tidaknya diperbaiki indicator ini, malah semakin gila membiarkan indicator ini. Dengan alasan yang berbeda dengan fakta yang ada. Kondisi yang tak tentu arahnya ini membuat tata kelola ekonominya menyerupai Yunani. Gagal dalam melakukan penghematan anggaran. Saat kondisinya masih stabil saja sudah berat berhemat, apalagi nanti saat jatuh.
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »
logo
Copyright © 2013-2015. Analisa Investasi - All Rights Reserved
-->