Tidak seperti tahun lalu dimana saat remittance yang masuk sangat tinggi, rupiah akan menguat dengan cepat. Namun kondisi tersebut tidak terjadi pada tahun ini. Bisa jadi serapan “pemain besar” cukup tinggi, hingga rupiah tak bergeming dari level nyamannya.
Nampaknya ada pihak yang mulai menata diri, kondisi cadangan devisa yang menurun ini sudah harus dibenahi. Ini yang bikin rupiah stagnan meski pasokan dollar sangat tinggi. Memang ada persiapan besar menjelang suku bunga amerika jadi dinaikan.
Bukan tidak mungkin ini akan menjadi badai finansial di akhir tahun. Soalnya bukan hanya dollar amerika yang naik suku bunganya, tapi akan diikuti oleh semua mata uang di kawasan maju. Ini yang bisa dikatakan sebagai “badai finansial”, karena melibatkan banyak Negara.
Memang Negara berkembang seperti Indonesia akan merasakan pahitnya kalah bersaing. Nilai mata uang mereka akan jadi bulan-bulanan bila suku bunga amerika jadi dinaikan. Bukan tidak mungkin akan menyeret ekonomi dunia ke dalam krisis.
Rupiah selama ini sudah merasakan masa-masa lesu yang tak kunjung pulih, dan hanya berharap dari pertumbuhan sektor konsumtif. Bisa saja ini akan memberi sedikit nafas pada rupiah dan mengurangi tekanan yang ada. Surplus neraca perdagangan adalah awalnya, dan harapan inflasi yang menurun akan dicoba untuk menahan badai finansial ini.
Meskipun ini masuk kategori terlalu “bonek” dalam penataan fiskal menghadapi badai finansial, tapi setidaknya ada persiapan untuk itu. Siapapun, para pengamat, lembaga keuangan dunia yang pesimis akan prospek rupiah, tentunya akan menghitung perbaikan pada beberapa indikator ekonomi. Meskipun tidak besar, tapi setidaknya ada perlawanan yang bisa dilakukan oleh ekonomi rupiah.
Memang begitulah nasib rupiah yang tidak dikelola dengan baik. Kondisi ini sudah diperingatkan oleh banyak badan dunia dan lembaga keuangan dunia yang kredibel. Leadership, infrastruktur adalah hal yang harus dibenahi bila ingin ekonomi rupiah bisa bertahan dari badai finansial.
Nampaknya hal tersebut tak pernah diperoleh oleh ekonomi rupiah. Akibatnya hanya menjadi bulan-bulanan pengaruh eksternal, karena memang sudah kalah bersaing.