Kenapa Hutang Negara Terus Bertambah?

26 July 2015

Penerimaan Negara yang tidak mencukupi untuk menutupi anggaran belanja membuat pemerintah menambah utangnya setiap tahun. Dalam beberapa bulan saja utang pemerintah sudah bertambah 160 trilyun. Lucunya lagi pada tahun ini saja pemerintah sudah membayar cicilan utang beserta bunganya sebesar 200 trilyun.

Kondisi ini sudah seperti gali lubang tutup lubang, dan sudah menjadi tradisi setiap tahunnya. Nampaknya setiap pemerintahan tidak mau membangun dengan penerimaan yang ada. Mereka punya pertimbangan selama utangnya bisa menambah kemakmuran, nantinya bisa membayar utang tersebut, dan ini berarti anak cucu kita yang akan menanggung akibat dari utang tersebut.

Bila ditanya bukankah ini termasuk model pengelolaan keuangan yang tidak sehat. Tentu saja jawabnya bisa berbeda, untuk pribadi atau sebuah keluarga dengan menambah hutang pastinya akan menambah beban keuangan. Apalagi dengan penerimaan yang tidak bertambah, maka dipastikan akan terjerat hutang dan bangkrut.

Namun buat Negara kaya seperti Indonesia, setiap tahunnya penerimaan Negara bertambah. Maka wajar bila pemerintah yang ada terus menambah hutangnya, dengan alasan buat membangun infrastruktur yang akan berguna bagi masyarakat secara keseluruhan. Padahal sebenarnya porsi anggaran belanja terbesar tak lebih dari buat urusan konsumtif.

Dari anggaran belanja Negara yang ada, porsi terbesar adalah buat menjalankan roda pemerintahan. Sedang porsi dalam arti sebenarnya buat investasi amatlah kecil, hampir tidak ada. Selama ini ada persepsi yang salah dalam memandang sebuah pembangunan dan investasi.

Membangun belum tentu berinvestasi, dalam artian tidak akan menambah nilai lebih. Membangun infrastruktur dari uang utang, belum tentu dapat membuat nilai lebih untuk membayar bunga hutang. Tentunya ini bisa disebut sedikit demi sedikit menuju kebangkrutan, namun pemerintah tidak mau terima dengan hal ini.

Padahal dengan indikator yang ada sudah diketahui hasil dari pembangunan tersebut. Bila dilihat di angka inflasi yang lebih tinggi dari angka pertumbuhan, maka dipastikan pertumbuhan ekonomi tergerus oleh inflasi. Ekonomi mengalami penyusutan bisa saja terjadi karena kebijakan ekonomi yang salah.

Apalagi dengan nilai rupiah yang semakin melemah, maka beban utang dan bunganya akan semakin besar. Kondisi menuju kebangkrutan ini sebenarnya sudah bisa dilihat dari daya beli masyarakat yang terus menurun. 
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »
logo
Copyright © 2013-2015. Analisa Investasi - All Rights Reserved
-->